Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Inilah Curhat yang Membawa Prita ke Penjara

Written By Unknown on Friday, December 11, 2009 | 12/11/2009 10:34:00 AM

Diambil dari http://megapolitan.kompas.com/

Prita Mulyasari, ibu dua anak, mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang, Banten, gara-gara curhatnya melalui surat elektronik yang menyebar di internet mengenai layanan RS Omni Internasional Alam Sutera.

Kisah Prita bermula saat ia dirawat di unit gawat darurat RS Omni Internasional pada 7 Agustus 2008. Selama perawatan, Prita tidak puas dengan layanan yang diberikan. Ketidakpuasan itu dituliskannya dalam sebuah surat elektronik dan menyebar secara berantai dari milis ke milis.

Surat elektronik itu membuat Omni berang. Pihak rumah sakit beranggapan Prita telah mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut beserta sejumlah dokter mereka. Seperti apakah surat Prita yang membawanya ke  penjara?

Berikut ini adalah surat prita.


RS OMNI DAPATKAN PASIEN DARI HASIL LAB FIKTIF

Prita Mulyasari - suaraPembaca

Jangan sampai kejadian saya ini menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandar International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah trombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr I (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.


Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera




=======================================================================
Mau SWAKONSUMSI PULSA MURAH klik di sini !
Mau BONUS PULSA GRATIS klik di sini !
=======================================================================
12/11/2009 10:34:00 AM | 0 komentar | Read More

Ilmu SMS.... Obat Masalah Kehidupan

Written By Unknown on Saturday, November 21, 2009 | 11/21/2009 08:31:00 PM

Ilmu SMS.... Obat Masalah Kehidupan

Diambil dari tulisan Mas Kris 19 November jam 8:38

HP saya hanging... kebanyakan SMS...yang datang silih berganti. Hanging...gak bisa apa-apa lagi...mumet...blass.....bingung mau apa-apa lagi......wissss....ikhlaskan.....delete....serahkan.....ke sistem....
Akhirnya kosong lagi....siap menerima SMS berikutnya....

Tubuh manusia laksana HP...yang telah diprogram sedemikian rupa oleh Penguasa Semesta Alam.....ada batasnya. Menerima perintah program kehidupan satu demi satu......laksana menerima SMS.
Dan program kehidupan itu akan turun satu demi satu......satu selesai...muncul lagi....dan begitu seterusnya. Berurutan.

Ketika manusia menerima SMS program kepenuhan....sehingga menjadi masalah kehidupan......bingung...stress....harus apa lagi, sehingga program berikutnya mandek....gak berlanjut. Muter-muter gak karuan, disitu-situ ajah.....

Ikut acara motivasi ditambah program "semangat".... cuma bertahan beberapa hari....setelah itu 'letoy" lagi....mumet lagi...tidur lagi...terus...tidur lagi.......karena program lama masih penuh..... program yang menjadkan hidup begituuuuuuuuu ajah, dan terus berulang.

Ayo bangun....bangun.....
Sudah saatnya belajar dari HP, bila menerima program SMS kepenuhan....ya delete aja.
Dengan mengikhlaskan...menyerahkan....kepada Sistem.
Allah Penguasa Semesta Alam. Dzat yang meliputi dunia, alam semesta dan seisinya. Sistem Semesta.

Dengan ikhlas...mengosongkan program lama....maka program kehidupan baru akan muncul lagi.
Tidak ada masalah permanen... susah permanen... miskin permanen.... pasti ada pasangannya.
Program pasangannya muncul... kalau program muter-muter ditempat ini...di stop... closing...diikhlaskan.

Ya Allah Penguasa Semesta Alam, hamba ikhlaskan semua lakon peristiwa yang sudah hamba jalani dari mulai hamba turun kedunia hingga hari ini.....hamba ikhlas menerimanya.
Walaupun sekarang hamba mengalami kesulitan, hutang dimana-mana, usaha bangkrut...keluarga jadi tidak harmonis.... hamba ikhlas menerimanya....hamba ikhlas menerima takdir yang telah Engkau tetapkan..... Terima kasih ya Allah, hamba ikhlas...

Suara hati menggema...didalam dada...dengan '"suara rendah" menghamba....menggetarkan sistem alam semesta.... menginstruksikan sistem semesta alam memulai program baru....
Menyongsong program kehidupan selanjutnya...yang pasti akan turun.

Kunci perubahan yang datang dari kita sendiri.
Berpikir, bergerak, dengan cara yang khas (manajemen) dan ikhlas kepada Allah hari demi hari.
Keselarasan hubungan antar sesama, dengan alam semesta dan Penguasa Alam.

Kosong...siap menerima SMS baru.

Salam Ikhlas,
Mas Kris



=======================================================================
Mau SWAKONSUMSI PULSA MURAH klik di sini !
Mau BONUS PULSA GRATIS klik di sini !
=======================================================================
11/21/2009 08:31:00 PM | 0 komentar | Read More

MENTARI REDUP DI SENJA KELABU

Written By Unknown on Saturday, June 6, 2009 | 6/06/2009 11:46:00 AM

Tulisan ini ane buat sambil mendengarkan ruqyah online dari http://ruqyah-online.blogspot.com/. Duhai sahabat, sejuk nian hati ini jadinya. Segala resah yang menjajah jiwa tercampakkan begitu saja.
Perih terasa saat si air mata menggenang dan................Alloh terasa begitu dekatnya. Alhamdulilahhirrobbil 'alamin.
Sepekan sudah bapak tercinta menginap di 'hotel' yang membuat hati kaum papa kecut saat mendengar berapa biaya untuk dapat merasakan nikmat bernama sehat (di negeri yang konon gemah ripah loh jinawi). Walau mulut terkunci hati tetap saja berteriak, kemana gerangan pemimpin seperti Umar Ibnul Khattab ? Rakyat adalah nyawanya, kemewahan yang seharusnya dengan begitu mudah didapat dicampakkan demi memerdekakan sang tuan sebenarnya, ialah rakyat jelata. Benar tidak diragukan lagi Umar telah membuktikan dialah salah satu 'pelayan' terbaik yang pernah kita miliki. Duhai, lagi-lagi hanya menelan ludah saja yang dapat dilakukan.
Sahabat, betapa nikmat terbesar saat ini hanyalah ketika para sahabat mengirim doa agar kemudahan diberikan atas stroke yang diujikan ke bapak (dan kami sekeluarga) yang mencapai puncaknya di pekan-pekan terakhir ini. Bagaimana tidak ? Lima tahun terakhir ini kami harus menerka2 apa maunya beliau karena suara tercekat tanpa bisa keluar, hanya isyarat. Dan....sampai detik ini sejak sekitar dua pekan yl bapak gak mau makan dan minum.Praktis tenaga hanya didapat dari cairan infus. Jadi sepekan bapak diinfus di rumah, sepekan berikutnya di rawat di rumah sakit. Walau sejak dirawat bapak gak bisa jalan namun tenaganya lumayan kuat untuk ukuran orang setua bapak (76 tn). Sehingga kedua-dua tangan dan kakinya harus diikat untuk menghindari tercerabutnya selang-selang yang berseliweran di tangan (infus), hidung (minum dan oxygen) dan maaf kemaluan (pipis) bapak.
Sahabat, sudilah kiranya mengirim doa demi meringankan beban kami. Semoga tirai segera tersingkap agar lautan hikmah bisa melegakan kami. Jazakallah khairan katsiro.


 ROHSNA LA 'AFIYS


=======================================================================
Mau SWAKONSUMSI PULSA MURAH klik di sini !
Mau BONUS PULSA GRATIS klik di sini !
=======================================================================
6/06/2009 11:46:00 AM | 0 komentar | Read More

SANG MUTARABBI, YANG KEHILANGAN SPIRIT DAN TAK DICARI

Written By Unknown on Wednesday, January 21, 2009 | 1/21/2009 02:21:00 PM

Oleh : Rohsna La 'Afiys


Anda pernah mendengar atau bahkan menyaksikan film berjudul SANG MURABBI, MENCARI SPIRIT YANG HILANG ? Sebuah film kritis dan mencerahkan yang mengajak para kader dari sebuah gerakan dakwah untuk kembali kepada asholah dakwah. Sungguh inilah satu-satunya nasehat paling elegan dan mencerminkan jiwa para ksatrya. Dan anda akan sangat menyesal kalau sampai tidak menonton film tersebut. Swear ! Sedang tulisan saya kali ini akan sedikit berteriak dari sudut pandang yang agak berbeda. Benar, memang ini hanyalah teriakan dari setitik buih yang barangkali tak terdengar. Namun perlu diingat bahwa sebuah gelombang ombak yang dahsyat pastilah terbentuk dari buih-buih hina yang menyatu, padu. Jadi sebenarnya tak ada alasan untuk tidak didengar bukan ?

Di sebuah kebun dakwah tersebutlah kisah. Tentang sebiji benih bernama MUTARABBI yang mulai tumbuh menjadi sebatang pohon. Ia tampak layu dan bahkan hampir mati.
               Kalau ingin, hanya ditiup daun-daunnya bisa berguguran.
               Andai mau, cukup disentuh saja ia akan ambruk.
               Bila berkenan, sekedar digertak maka matilah riwayatnya.
Duhai..... sungguh kondisi yang teramat mengenaskan.
Lantas bisakah disebut bijak kalau kemudian si pohon sekarat masih juga disalahkan dengan berbagai pemojokan, semisal :
Kenapa anda tidak mencari air agar tak layu ?
Bagaiman anda berdiam dan tak berlindung dari terik mentari ?
Apakah tak Anda cari petanimu agar dia memberimu pupuk, menyiram juga membuang tanaman pengganggu ?
Si pohon sekarat pun bisa dengan mudah bertanya balik :
Kemana gerangan kepekaan petaniku ?
Aku butuh disiram air, pupuk juga dipelihara dengan baik. Kemana petaniku, kemana ?

Saudaraku,
Bukankah tindakan saling menyalahkan tak akan pernah menyelesaikan masalah ? Bukankah justru yang terjadi gelembung masalah akan semakin besar dan itu berarti amat rentan terjadinya ledakan. Duaarrr !!
Sampai di sini saya tidak hendak mengajak pembaca untuk membela salah satu pihak. Okelah anggap saja dua-duanya salah. Artinya harus ada titik temu agar si pohon kembali hidup berseri dan si petani giat berladang lagi. Dan menurut hemat penulis titik temu yang diharap adalah ILMU.
Bukankah tanpa ilmu petani takkan bisa bertani dengan benar ?
Begitupun si tanaman tak bisa menyenangkan hati penanamnya ?
Namun dalam setiap penyelesaian masalah tentulah ada perangkingan dan tahapannya. Dan secara obyektif si petanilah yang menempati rangking pertama, karena dialah subyek dan tanaman adalah obyek.
Sedikit analogi di atas barangkalai cukup untuk menggambarkan masalah yang mungkin terjadi antara MURABBI (pembimbing) dengan MUTARABBI (yang dibimbing) nya.
Dimana Murabbi sebagai petani dan Mutarabbi sebagai tanaman.

Ikhwah fillah,
Betapa banyak penduduk Indonesia kita. Dan betapa banyak pula umat muslim negeri ini. Bahkan predikat negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia telah disandangnya.
Namun......
Dari sekian ratus juta yang muslim berapa yang sudah tertarbiyah ?
Dari yang sudah tertarbiyah berapa yang sudah ditarbiyah dengan metode yang benar ?
Dari yang sudah ditarbiyah dengan benar berapa yang sudah mentarbiyah ?
Dari yang sudah mentarbiyah berapa yang sudah memakai standar tarbiyah dengan benar dan tepat ?
Di sinilah kualitas Sang Murabbi kembali dipertanyakan. Kemana daurah-daurah murabbi yang dulu begitu intens dilakukan ?

Saudaraku,
Banyak daun, ranting, batang, dan buah dari pohon dakwah yang kita tanam berguguran. Bukan semata-mata karena itu merupakan fitrah dakwah. Namun cobalah kita berinstrospeksi (bagi murabbi).
Sudahkah peran ayah ada dalam diri kita ?
Sudahkah kita menjadi dokter atas kegalauan jiwa mereka ?
Sudahkah kita menjadi sahabat tempat mereka mencurahkan rasa ?
Sudahkah kunjungan, telepon atau minimal sms menjadikan mereka tegar kembali ?
Sudahkah.............

Saudaraku,
Marilah rawat baik-baik kaca berdebu itu agar kelak kilaunya turut mengharumkan jalan dakwah ini.


=======================================================================
Mau SWAKONSUMSI PULSA MURAH klik di sini !
Mau BONUS PULSA GRATIS klik di sini !
=======================================================================
1/21/2009 02:21:00 PM | 1 komentar | Read More