Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Hati-hati Mengatakan Kata-Kata Ini pada Konsumen Anda

Written By Unknown on Thursday, November 22, 2012 | 11/22/2012 07:06:00 PM

Berhubungan dengan konsumen , terkadang tidak mudah. Anda perlu
berhati-hati agar kata-kata yang anda ucapkan tidak menyinggung atau
bahkan melukai hati konsumen. Di bawah ini adalah daftar kata-kata yang
sebaiknya tidak anda katakan pada konsumen anda.

Apa sajakah itu? Berikut ini kata-kata yang sebaiknya anda hindari pada
konsumen.

“Apa masalah anda?”

Kata-kata seperti ini mungkin lazim anda dengar ketika hendak komplain
suatu hal. Padahal kalimat tersebut terkesan kurang sopan.

Kalimat yang lebih tepat dipakai adalah “Ada yang bisa saya bantu?”. Dan
biarkan konsumen menjelaskan persoalan yang sedang dihadapinya.

“Saya tidak tahu”

Kata “saya/kami tidak tahu” mengesankan ketidakpedulian anda dalam
melayani konsumen. Jika anda memang tidak memahami persoalan
konsumen, sebaiknya anda ganti jawaban tersebut misalnya dengan “saya
coba tanyakan dulu pada atasan saya”.

“Saya tidak bisa melakukan hal itu”

Misalkan ada konsumen anda yang meminta anda melakukan sesuatu yang
melampaui kewenangan anda, anda sebaiknya tidak mengatakan “saya
tidak bisa melakukan itu” Sebab kalimat tersebut bernada negatif.

Jawaban yang lebih tepat bisa diganti misalnya dengan “Apa yang bisa
saya lakukan adalah…”.

“Itu bukan tugas saya”

Hal ini mungkin salah satu kalimat yang paling sering anda dengar. Ketika
anda komplain pada orang yang bukan menangani kasus yang anda hadapi,
anda akan mendapati jawaban tersebut.

Kalimat yang lebih baik untuk dilontarkan jika mendapati situasi tersebut
misalnya “Saya sangat senang untuk mengantar anda menemui orang di
bagian yang menangani permasalahan ini.”

Menyebutkan Harga yang tidak pas

Misal anda ditanya seorang customer, dan ditanya berapa biayanya, lalu
anda menjawab misal antara Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta. Ini merupakan
jawaban yang tidak tepat. Selain karena adanya faktor ketidakjelasan, meski
anda sebutkan range harga, tapi yang konsumen akan ingat adalah harga
yang lebih rendah. Jadi jika nantinya misalnya biaya yang dikenakan
konsumen adalah harga yang tertinggi, konsumen bisa mengungkit-
ungkitnya dan mungkin saja kecewa.

Bagaimana sebaiknya? Sebaiknya sebutkan harga yang tepat. Tidak
menggunakan kisaran. Misal biayanya Rp 700ribu, sebutkan 700 ribu,
Jangan sebutkan kisaran harga antara Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu.

Kata “Kami minta maaf, tapi…”

Saat anda meminta maaf karena konsumen komplain dengan pelayanan
anda, jangan pernah ikuti dengan kata “tapi”. Sebab kata “tapi”
menandakan bahwa anda tak tulus untuk meminta maaf. Ada alasan yang
masih anda berikan untuk membela diri. Sebaiknya bagaimana?

Ganti kata “tapi” tersebut dengan kata “dan”. Kata “dan” lebih bersifat
netral daripada kata “tapi” yang mengandung pertentangan. Katakan “Kami
minta maaf dan ini solusi yang kami tawarkan”. Kalimat tadi lebih baik
daripada “Kami minta maaf, tapi kami punya solusinya.”

Kata “Anda harus…”

Misalnya muncul ucapan “Anda harus datang ke bagian X untuk
menyelesaikan persoalan tersebut.” Kata “harus” berkesan memaksa. Sebab
itu sebaiknya anda hindari ketika berhubungan dengan konsumen.

Sebaiknya, anda ganti dengan bentuk kalimat penawaran. Misal, “Maukah
anda ke bagian X yang menangani persoalan tersebut?” atau “Saya akan
antar anda ke bagian X untuk membantu anda.”

Menggunakan kata-kata yang tepat sangat penting untuk menjaga kepuasan
konsumen. Menggunakan kata-kata seperti di atas juga bukan hanya
dibutuhkan oleh bagian customer service, namun sebaiknya dipelajari oleh
seluruh anggota suatu perusahaan. Sebab hakikatnya persoalan menangani
konsumen dengan baik adalah tugas bersama seluruh komponen dalam
suatu usaha .

Ada komentar atau kata-kata lain yang ingin anda sampaikan? Mari
sharing-kan lewat kotak komentar.

Sumber : http://www.jokosusilo.com/2012/11/22/hati-hati-mengatakan-kata-kata-ini-pada-konsumen-anda/

11/22/2012 07:06:00 PM | 0 komentar | Read More

Metode pendidikan anak dalam kandungan

Written By Unknown on Tuesday, November 20, 2012 | 11/20/2012 08:00:00 AM

Metode pendidikan anak dalam kandungan

Mendidik anak dalam kandungan bukan berarti mendidik anak tersebut agar
pandai terhadap apa yang diajarkan oleh orang tuanya. Melainkan sekadar
memberikan stimulus yang diproses secara edukatif kepada anak dalam
kandungan melalui ibunya.

Dr. Baihaqi menjelaskan bahwa hakikat metode mendidik anak dalam
kandungan adalah dengan cara sederhana, yaitu dengan memberikan stimulasi
atau sensasi. Cara sederhana ini kemudian diangkat menjadi metode yang
dipikir, disusun dan diarahkan melalui pembinaan lingkungan edukatif yang
islami untuk ibunya, ayahnya dan sekaligus (anggota) keluarga—inti—yang
lainnya. Rangsangan-rangsangan dengan metode tersebut pada akhirnya
diharapkan dapat memicu respons atau sensasi balik dari anak dalam
kandungannya.

Berikut ini, ada beberapa metode mendidik anak dalam kandungan yang sudah
diaplikasikan dalam tatanan budaya kaum muslimin dan mukminin masa
lampau. Dan, hasil yang diperoleh dari praktek pendidikan mereka cukup
menggembirakan, antara lain sebagai berikut.

1. Metode Doa
Doa merupakan insrtumen yang sangat ampuh untuk mengantarkan
kesuksesan sebuah perbuatan. Hal ini dikarenakan segala sesuatu upaya pada
akhirnya hanya Allahlah yang berhak menentukan hasilnya. Bagi seorang
muslim, berdoa berarti senantiasa menumbuhkan semangat dan optimisme
untuk meraih cita-cita dan pada saat yang bersamaan membuka pintu hati
untuk menggantungkan sepenuh hati akan sebuah akhir yang baik di sisi Allah.

Dengan doa seseorang tidak saja akan terobsesi dan tersugesti dengan
doanya, melainkan juga akan termotivasi menjadi seorang yang kuat, penuh
optimistis dan memiliki harapan yang pasti, dan mampu melakukan aktivitas-
aktivitas yang baik. Doa telah ditegaskan dalam sebuah hadits Nabawiyyah
sebagai senjata bagi orang-orang yang beriman, ad-du’a shilaahul mu’minin.

Oleh karena itu, adalah relevan sekali bila doa ini dijadikan metode utama
mendidik anak dalam kandungan. Para nabi dan orang-orang saleh terdahulu
banyak melakukan metode doa ini, seperti Nabi Ibrahim a.s. (ash-Shaffaat:
100 dan al-Furqaan: 74), keluarga Imran (Ali Imran: 38), Nabi Zakariya a.s.
(al-Anbiyaa’: 89 dan Maryam: 5), Nabi Nuh a.s. (Nuh: 28), dan lain-lainnya.
Metode doa ini dilakukan pada semua tahapan, tahap zigot, embrio, dan fetus.

Dan, untuk tahapan fetus ada beberapa tambahan, yaitu saat si anak berada
dalam kandungan hendaknya diikut sertakan melakukan berdoa secara
bersama-sama dengan ibunya atau ayahnya.

2. Metode Ibadah
Segala bentuk ibadah, mahdhah dan ghair mahdhah, wajib dan sunnah, seperti
ibadah shalat, shaum (puasa), haji, zakat, dan lain-lainnya dapat dijadikan
metode untuk mendidik anak dalam kandungan. Besar sekali pengaruh yang
dilakukan ibu dengan melakukan metode-metode ibadah ini bagi anak dalam
kandungannya, selain melatih kebiasaan-kebiasaan aplikasi kegiatan ibadah,
juga akan menguatkan mental, spiritual, dan keimanan anak setelah nanti lahir,
tumbuh, dan berkembang dewasa.

Hal ini terbukti, misalnya dalam tradisi
masyarakat primitif, mereka seringkali melakukan acara-acara ritual dalam
rangka menyambut kehamilan putrinya, dengan berbagai aktivitas ritual,
menyanyi, menari, dan upacara-upacara lainnya.

Kemudian, bila anak dalam
kandungan telah lahir, maka anak tersebut menjadi sensitif dan terlatih (peka)
dan sangat menyukai ragam aktivitas tersebut, di mana anak-anak tersebut
telah mengalami kegiatan ritual tersebut sebelumnya, sewaktu ia masih dalam
kandungan ibunya.Menerapkan metode ini tidak terlalu sulit, hanya saja si ibu
harus lebih kreatif, inovatif, dan sungguh-sungguh rela mengikutsertakan
segala aktivitas ibadahnya dan anak dalam kandungannya secara bersama-
sama, dengan suatu teknik kombinasi yang merangkaikan antara ucapan,
sensasi, dan perbuatan konkret si ibu.

Menjalankan program pendidikan
dengan metode ini, hendaknya disesuaikan dengan tingkatan perkembangan
anak dalam kandungan. Ada tiga tahapan, antara lain sebagai berikut.
Pada periode pembentukan zigot, yaitu melakukan shalat hajat dan zikir serta
dihubungkan dengan doa-doa tertentu.

Pada periode pembentukan embrio, yaitu sama dengan tahapan pertama.
Pada periode fetus, periode inilah yang lebih konkret. Artinya, segala aktivitas
ibadah si ibu harus menggabungkan diri dengan anak dalam kandungannya.
Misalnya, si ibu akan melakukan shalat magrib. Kemudian si ibu berkata, “Hai
Nak … mari kita shalat!” sambil mengajak dan menepuk atau mengusap-usap
perutnya.

3. Metode Membaca dan Menghafal

a. Metode Membaca
Membaca merupakan salah satu cara yang paling utama untuk memperoleh
berbagai informasi penting dan ilmu pengetahuan. Anak dalam kandungan
pada usia 20 minggu (5 bulan) lebih sudah bisa menyerap informasi melalui
pengalaman-pengalaman stimulasi atau sensasi yang diberikan ibunya. Namun
demikian, tingkatannya masih sangat mendasar dan sederhana. Jika dikatakan
kepada anak dalam kandungan sebuah kata “tepuk”, sambil melakukan sensasi
kepadanya, maka ia akan mampu mendengarkan dan menyerap informasi
tersebut dengan tingkat penerimaan bunyi “t-e-p-u- dan –k”.

Dengan demikian, bila si ibu membacakan suatu informasi ilmu pengetahuan
dengan niat ibadah yang dilanjutkan dengan mengeraskan volume suara
sebenarnya, secara sadar si ibu telah melakukan pengkondisian untuk anak
dalam kandungannya terlibat. Terlebih lagi bila si ibu memahami segala yang
dibacanya, mengekspresikan bacaan tersebut dengan intonasi yang khas sesuai
dengan alur cerita, maka sudah barang tentu si anak dalam kandungan hanya
akan terangsang pada kondisi ilmiah tersebut. Sungguh aktivitas ini pun akan
menjadi kegiatan yang penuh kehangatan sekaligus menyenangkan bagi
hubungan ibu dan anak.

b. Metode Menghafal
Metode ini secara teknis sama dengan metode membaca. Letak perbedaanya
hanyalah pada konsentrasi bidang bacaan atau bidang studi yang ditekuni dan
dihafal. Jika si Ibu hendak menghafal suatu bidang ilmu, hendaklah ia
mengulang-ulang bacaannya hingga hafal betul. Cara yang menghafal yang
lainnya bisa juga dilakukan dengan bantuan visualisasi kata yang akan di
hafal, bisa juga dengan gerakan yang membantu mengingat kata tersebut atau
dengan benda yang dapat membantu mengingatkan si ibu kata tersebut sambil
tetap melibatkan bayi dalam kandungannya. Misalnya, “Nak, mari kita
menghafal Al-Qur?an”, si ibu lalu menepuk perutnya dan langsung
membacakan ayat-ayat Al-Qur?an dengan berulang-ulang kali hingga hafal
betul. Tentunya, praktek ini telah didahului dengan niat melaksanakan aktivitas
(menghafalnya) bersama-sama antara si ibu dan bayinya, hingga kelak nanti si
anak akan sama terlibat mendapatkan kemampuan menghafal seperti ibunya.

4. Metode Zikir
Zikir adalah aktivitas sadar pada setiap waktu atau sewaktu-waktu. Aktivitas
ini suatu yang wajib bagi setiap orang-orang mukmin, yang berpegang teguh
pada tali agama Allah. Oleh karena itu, seorang ibu (muslimah) sebaiknya
memasukkan kegiatan ini dalam agenda program pendidikan anak dalam
kandungannya. Sebagaimana kita ketahui, metode zikir itu sendiri dapat berupa
zikir dalam arti umum atau khusus.

Zikir umum berarti ia waspada dan ingat bahwa ia berstatus sebagai hamba
Allah di mana setiap kegiatannya tiada lain adalah pengabdian diri kepada
Allah semata dalam keseluruhan waktunya. Ia senantiasa menumbuhkan
kesadaran untuk menyandarkan hidup dan kehidupannya dalam naungan Allah,
menolak segala hal yang bukan dari pemberian Allah swt.. Termasuk di
dalamnya adalah penolakan dalam hal melakukan tindakan yang menyimpang
dari jalan Allah swt.. Dengan bekal kesadaran semacam ini, si ibu hamil akan
berupaya keras untuk melibatkan anak dalam kandungannya secara terus-
menerus sepanjang ia terjaga.

Kemudian zikir secara khusus berarti ia melakukan zikir khusus, seperti dengan
lafal-lafal khusus, tahmid, tahlil, takbir, doa-doa istighatsah, istighfar, dan
zikir-zikir lainnya yang dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi yang
menyertainya. Cara melakukan dengan metode ini sangat mudah, yaitu tatkala
sadar, ingat, dan berzikir kepada Allah swt., usaplah perut si ibu sambil
mengatakan kepada anak dalam kandungannya, “Nak, mari berzikir.…

Subhanallah wal hamdu lillah wala illahaillah wallahu Akbar! Atau
membacakan kalimat-kalimat thayyibah lainnya sambil terus melibatkan
aktivitas zikir tersebut dengan anak dalam kandungannya.

5. Metode Instruktif
Metode ini dimaksudkan tidak saja menyuruh menginstruksi anak dalam
kandungan melakukan aktivitas sebagaimana yang diserukan, tetapi juga untuk
memberi instruksi kepada bayi melakukan sesuatu perbuatan yang lebih kreatif
dan mandiri. Metode ini sangat bagus sekali, terutama untuk memberikan
tekanan pada anak dalam kandungan untuk lebih aktif dan kreatif, bahkan
mampu melakukan tindakan-tindakan instruktif lainnya penuh dengan ketaatan
terhadap orang tuanya. Metode ini bersifat luwes, bisa digunakan ke berbagai
langkah pendidikan dan bagi si ibu lebih mudah untuk menggunakan metode
ini.

6. Metode Dialog
Metode ini bisa disebut sebagai metode interaktif antara anak dalam
kandungan dan orang-orang di luar rahim, seperti ibu, ayah, saudara-saudara
bayi, dan atau anggota keluarga lainnya. Dengan metode ini, diharapkan
seluruh unsur anggota keluarga dapat dilibatkan untuk melakukan interaksi,
yakni menjalin dan mengajak berkomunikasi secara dialogis dengan anak
dalam kandungannya. Metode ini sangat bermanfaat sekali bagi sang bayi,
karena selain dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dan saling
mengenal dengan mereka yang ada di luar rahim. Jauh lebih dari itu, sang
bayi akan tumbuh dan berkembang akan menjadi anak yang penuh percaya diri
dan merasakan pertalian rasa cinta, kasih dan sayang dengan mereka.

7. Metode Aktivitas Bersama
Metode ini dimaksudkan sebagai suatu cara di mana si ibu setiap langkah dan
tindakannya hendaklah mengikutsertakan dan megajak anak dalam kandungan
bersama-sama untuk beraktivitas juga. Misalnya saja, seperti apa yang
ucapkan si ibu kepada bayinya, sambil si ibu melakukan tindakan-tindakan
normal alamiah.

Metode aktivitas bersama ini menekankan pada kegiatan yang mengajak anak
dalam kandungan sesuai dengan kata-kata yang dikondisikan dengan kegiatan
alamiah ibunya, kemudian secara bersama-sama (ibu dan bayi pralahir)
melakukan perbuatan yang dilakukan ibunya, seperti amal saleh, ibadah-
ibadah, atau aktivitas lainnya.

Metode ini lebih fleksibel dan efektif, bahkan lebih mudah diterapkan di setiap
keadaan dan waktu, terutama bagi seorang ibu muslimah penggunaan metode
ini sangat praktis dan efisien. Yakni apa saja yang dilakukan oleh si ibu
muslimah bisa menautkan aktivitasnya kepada bayinya, sambil mengajaknya
bersama-sama berbuat. Tentu saja ucapan dan ajakan tersebut bukan hal sia-
sia, melainkan lebih bersifat edukatif, bernuansa orientatif lingkungan yang
baik dan bermanfaat serta menguatkan sendi-sendi tauhidiyah dan syar’iyah,
seperti ajakan ibadah shalat, qira’atul qur’an, wudhu, bersedekah, sillaturrahim,
belanja, memasak, tidur istirahat, berjalan-jalan santai, dan lain-lain.

8. Metode Bermain dan Bernyanyi
Anak dalam kandungan sering kali melakukan aksi positif, seperti menendang-
nendang atau berputar-putar di sekitar perut ibunya. Keadaan ini menunjukkan
bahwa ia tidak saja melakukan aksi, akan tetapi ia juga ingin aksinya itu
mendapat sambutan, jawaban, respons dari luar rahim, yakni dari ibu atau
ayahnya bahkan dari anggota keluarga lainnya. Jika dimanfaatkan untuk
melakukan interaksi yang lebih harmonis, lebih baik dengan melakukan
permainan-permainan edukatif, yang bersifat menghibur.

Hal ini selain memberikan manfaat agar si anak dalam kandungan terhibur
juga akan menambah erat jalinan hubungan yang indah antara orang-orang
yang berada di luar rahim si ibu dan anak dalam kandungannya. Dan, ia akan
merasa nyaman dan tenang. Sebab, pada umumnya anak-anak akan merasa
tenang dan nyaman bila diberi sentuhan-sentuhan yang menyenangkan dan
mengembirakan.

Metode ini cukup dilakukan sederhana saja, seperti langkah-langkah berikut
ini. Ketika anak dalam kandungan mulai menendang perut atau berputar-putar
di sekitar perut, maka si ibu hendaknya menyambut dengan kata-kata yang
manis penuh kasih sayang. Misalnya, “Adik sayang, ada apa Nak?

Mari bermain-main dengan ibu,” sambil ibu menepuk perut atau membalas
tepat di sekitar tendangan bayi tersebut, sambil katakan sesuatu perkataan
manis, atau paling tidak bahasa tertawa, tersenyum, riang, dan bahagia.
Kemudian tepuk atau tekan lagi dengan lembut perut ibu dengan satu tangan
di tempat bayi menendang, kemudian tepuk sebentar hingga ia balik
menendang. Lakukan beberapa kali hingga ia berhenti menendang perut si ibu.

Kemudian, si ibu hendaklah mengakhiri permainan ini dengan memberikan
alunan suara merdu, berupa lagu-lagu indah, syair-syair yang bernuansa
riang–gembira hingga si bayi betul-betul tertidur atau tidak menendang lagi.

9. Metode Kondusif Alamiah
Setiap gejala alamiah, seperti perubahan cuaca dingin, panas, terang, gelap
gulita, suara gemuruh ombak, petir, dan suara-suara radikal keras lainnya,
merupakan kondisi alam yang dapat dijadikan suatu cara edukasi untuk
pendidikan anak dalam kandungan. Metode ini dimaksudkan untuk
mengenalkan suasana dan kondisi alam yang berubah-ubah yang tujuannya
agar si anak dalam kandungan tidak terkejut oleh perubahan-perubahan yang
terjadi karena ia telah mengenal dan merasakan suasana-suasana tersebut
dengan kondisi sikap yang tenang.

Sumber : http://www,namaislami,com/200756-metode-pendidikan-anak-d
alam-kandungan.html

11/20/2012 08:00:00 AM | 0 komentar | Read More

Bila Resah Membuncah

Written By Unknown on Sunday, November 4, 2012 | 11/04/2012 12:15:00 PM

Bila resah membuncah
Bila hati teruji
Pasrahkan pada Ilahi
Bukankah tiada duka yang abadi?

Semua kan indah pada waktunya
Mentari merekah di awal hari
Membawa janji cahaya penghibur hati
Menghapus kering harapan yang seolah abadi

Maka jangan pernah berhenti meminta
Karena DIA yang Maha Kaya
Tak pernah kekurangan tuk sekedar mengabulkan doa-doa
Ya, DIA lah Sang Maha Cinta
yang luas ampunanNya sungguh tak terkira

Kembali, kembalilah
Bergerak, bergeraklah
Karena pergi adalah penista diri
Karena diam adalah mati di atas mati

Mari berserah,
Mari berpasrah,
Pada Sang Maha pereda resah,
Dalam ruku dan sujud yang khusyuk
Memadu kasih di sepertiga malam yang penuh kantuk.

Sugar Rolays
http://rolays.blogspot.com/

11/04/2012 12:15:00 PM | 0 komentar | Read More

Keutamaan Makkah dan Madinah

Oleh: Dr Muhammad Hariyadi, MA

Makkah dengan Masjid Al-Haram dan Madinah dengan
Masjid Nabawi merupakan dua wilayah yang memiliki keutamaan tertinggi
di banding tempat mana pun di dunia.

Hal itu karena Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian melakukan
bepergian kecuali ke tiga masjid; Masjid Al-Haram, Masjidku ini, dan Masjid
Al-Aqsha." (HR. Bukhari-Muslim).

Namun keutamaan dua kota tersebut tidak semata-mata karena sabda
Rasulullah SAW, melainkan karena di kedua wilayah tersebut terdapat
"tanah haram" dengan status wilayah aman dan diharamkan peperangan di
dalamnya.

Keharaman Makkah ditegaskan oleh Nabi Ibrahin AS dan keharaman
Madinah ditegaskan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana sabdanya,
"Sungguh Ibrahim telah mengharamkan Makkah, dan aku mengharamkan
Madinah, di antara tepinya, janganlah ditebang kayu berdurinya dan diburu
binatang buruannya." (HR. Muslim).

Keutamaan Makkah juga terletak pada keutamaan Masjid Al-Haram
khususnya tidak terputusnya manusia yang melakukan thawaf di sekitar
Ka'bah hingga hari kiamat dan thawafnya jutaan malaikat di Bait Al-
Makmur, tepat di atas Ka'bah. (QS. At-Thur: 1-4). Sedangkan keutamaan
Madinah terletak pada keutamaan Masjid Nabawi khususnya kemuliaan
Raudhah yang menjadi taman-taman surga.

Keutamaan Makkah dan Madinah terletak pula pada bebasnya kedua
wilayah tersebut dari pengaruh Dajjal, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
"Tidaklah setiap negeri melainkan Dajjal akan menginjakkan kakinya di
sana kecuali Makkah dan Madinah." (QS. Bukhari-Muslim).

Lebih jauh lagi, keutamaan Makkah dan Madinah juga terletak pada
banyaknya keberkahan yang terdapat di dalamnya. Rasulullah SAW
bersabda, "Madinah banyak menyimpan kebaikan dan menghilangkan
keburukan sebagaimana api menghilangkan kotoran pada perak." (HR.
Muslim).

Bahkan di dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa orang-orang yang
menanggung kesusahan di kedua wilayah tersebut atau meninggal di
dalamnya akan mendapat jaminan syafaat dari Rasulullah SAW. (HR.
Muslim).

Penelitian Yassin al-Syauk tahun 2008 dengan gagasan pemunculan "Jam
Makkah" menyebutkan bahwa wilayah Makkah merupakan pusat poros
bumi. Oleh karenanya, waktu Makkah merupakan patokan waktu
internasional yang tepat secara ilmiah, sehingga gagasan "Jam Makkah"
yang arah jarumnya bergerak ke kiri disesuaikan dengan gerakan orang-
orang yang melakukan thawaf yang disinyalir sejalan dengan fitrah
perputaran gerakan seluruh planet.

Atas dasar berbagai keuatamaan kedua kota tersebut, maka sebagian ahli
fikih mensyaratkan ihram dari Miqat setiap kali memasuki Kota Makkah.
Tindakan tersebut dilandasi oleh sikap penghormatan dan pemuliaan
terhadap Masjid Al-Haram. Tentu sikap tersebut merupakan tindakan mulia
pada tempat yang istimewa.

Namun yang perlu dipahami adalah bahwa syarat ihram tersebut tidak
bersifat mutlak karena di dalam hadis riwayat Imam Muslim diceritakan
bahwa Rasulullah SAW pernah memasuki Makkah dengan tanpa ihram.
Terlebih lagi tidak ada satu hadis pun apalagi ayat Alquran yang
mensyaratkan ihram dari miqat, kecuali bagi mereka yag hendak melakukan
ibadah haji maupun umrah.

Dengan demikian pandangan mayoritas ulama fikih yang membolehkan
masuk Makkah tanpa ihram bagi yang tidak berniat haji maupun umrah
merupakan pandangan umum dan diikuti serta memberi kemudahan bagi
semua pihak, sebab banyak orang masuk Makkah untuk keperluan
berdagang, menyopir, mengantarkan kerabat, bekerja dan lain sebagainya.
Namun mereka yang masuk Makkah dengan ihram dari miqat berarti
memuliakan posisi Masjid Al-Haram dan tentunya berhak mendapat pahala
yang besar dari Allah SWT. Wallahu a'lam.

Red: Chairul Akhmad

Sumber: http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/11/02/mcunxv-keutamaan-makkah-dan-madinah

11/04/2012 02:35:00 AM | 0 komentar | Read More

Trust Me, Please !

Written By Unknown on Saturday, November 3, 2012 | 11/03/2012 08:35:00 PM

Persepsi apa yang anda tangkap dari judul diatas? Saya menangkapnya sebagai sebuah permohonan untuk dipercaya. Sebuah permohonan untuk menjadi seseorang
yang mendapat kepercayaan dari orang lain.

Pertanyaannya, mengapa harus memohon untuk mendapat kepercayaan
orang lain? Meski tak mutlak, bukankah kalimat judul diatas mengandung
‘aroma’ ketidakpercayaan? Atau paling tidak, seseorang yang mengucapkan
itu bukan seseorang yang sudah mendapat legitimasi kepercayaan.

Mari bicara kepercayaan

Kepercayaan, dalam bidang kehidupan apapun, tampaknya punya peran
yang cukup signifikan. Kepercayaan menunjukkan SIAPA kita dalam
pandangan orang lain.

Jika anda memiliki pembantu rumah tangga, apa yang membuat anda
yakin meninggalkan rumah dan anak-anak bersama pembantu anda itu?
Bukankah tingkat “kepercayaan” pada sang pembantu yang membuat anda
yakin atau ragu kepada sang pembantu? Jika anda percaya pada baiknya
kepribadian sang pembantu, tentu saja tak sedikitpun anda ragu
meninggalkan rumah dan anak-anak kepadanya.

Jika anda adalah seorang direktur sebuah perusahaan. Apa yang membuat
anda yakin mendelegasikan sebuah tugas kepada bawahan anda? Ya, tentu
saja kepercayaan. Jika anda yakin dengan kapasitasnya, dengan kualitas
kerjanya, maka anda pun akan sangat yakin mendelegasikan sebuah tugas
kepada bawahan anda itu. Begitu sebaliknya. Jika anda tak percaya, maka
anda pun akan ragu memberikan sebuah tugas kepadanya.

Begitupun jika posisi kita sebagai orang yang memerlukan kepercayaan dari
orang lain. Jika anda adalah seorang pengusaha,maka mendapat
kepercayaan dari konsumen, ataupun investor adalah modal utama anda. Itu
mengapa, dalam banyak pelatihan dan seminar bisnis, sang pembicara
selalu berbicara, “anda tak terlalu membutuhkan modal uang..” atau “anda
tak perlu berbisnis dengan uang anda sendiri!”

Jika anda adalah seorang karyawan, maka membangun kepercayaan orang-
orang di sekitar anda pun adalah sebuah keniscayaan. Bukan hanya atasan
anda. Tapi semua orang di lingkungan anda! Membangun kepercayaan itu
berbanding lurus dengan membangun kapasitas pribadi. Kapasitas pribadi
yang anda miliki, akan memengaruhi seberapa besar kepercayaan yang
anda akan dapatkan.

Salah satu indikatornya agaknya cukup sederhana. Seberapa nyaman dan
yakin orang-orang disekitar anda bercerita mengenai masalah mereka yang
cukup pribadi? Semakin banyak orang yang “curhat” pada anda mengenai
masalah pribadinya, kemungkinan besar anda telah mendapatkan cukup
kepercayaan dari mereka. Tentu saja ada banyak indikator lain yang
menunjukkan tingkat kepercayaan orang terhadap anda.

Sebagai seorang wirausahawan, saya belajar banyak dari orang-orang yang
pernah berinteraksi bisnis dengan saya. Saya belajar profesional dari
kawan-kawan yang memang sangat memandang pentingnya profesionalitas
dalam bisnisnya. Saya belajar menjaga kepercayaan konsumen dari mereka
yang bagus dalam menjaga kepercayaan konsumen. Saya pun belajar dari
mereka yang menipu, menelikung, mencurangi, dan merusak kepercayaan
saya.

Meski, saya pun sangat menyadari belum bisa 100% membuat orang-orang
yang berinteraksi bisnis dengan saya sepenuhnya puas, saya berusaha
mati-matian menjaga kepercayaan mereka. Bagi saya, lebih baik tak dapat
untung daripada konsumen atau orang-orang yang berjasa dalam bisnis
saya harus kecewa.

Jika mau bercermin dari kehidupan karir Rasulullah SAW, maka kita bisa
mengerti tentang arti sebuah kepercayaan. Beliau SAW, dengan segala
karakter mulia dan segudang keunggulannya, begitu memukau siapapun
yang berada di sekitarnya. Salah satu yang begitu memukau dan
menakjubkan itu adalah besarnya kepercayaan orang-orang kepadanya.

Bahkan, orang-orang yang begitu membenci Rasulullah, bisa sangat
memercayai Rasulullah dalam hal human relationship . Wajar sekali jika
beliau mendapat legitimasi kepercayaan dari orang-orang yang
mengenalnya dengan sebutan “Al-Amin”. Orang yang dipercaya.
Jika saja saat itu sudah ada majalah Fortune atau Forbes, maka dua
majalah ini mungkin akan menobatkan Rasulullah sebagai “The Most
Trusted Man in Business”.

Suatu hari, saya dan tim mendapat kepercayaan mengelola sebuah event
“corporate family gathering” . Nilai proyeknya cukup fantastis. Disana kami
harus menyiapkan pementasan drama musikal untuk hiburan para
peserta gathering . Rencana dan strategi digodok. Saya menarik beberapa
orang teman yang saya anggap cukup kompeten untuk mengurusi beberapa
hal.

Persiapan terus dimatangkan. Hingga suatu hari saya mendapat kabar dari
salah satu anggota tim saya. Ada indikasi bahwa dua orang berusaha
melakukan kecurangan. Yang bikin kepala saya mendidih, orang yang
terindikasi melakukan kecurangan ini, adalah orang-orang yang saya rekrut
sendiri untuk mengurusi beberapa hal di proyek ini.

Saya mencoba tetap tenang. Saya panggil kedua orang yang terindikasi
melakukan kecurangan ini. Toh,masih indikasi pikir saya. Belum terbukti
sampai saya sendiri yang membuktikan. Setelah saya panggil, saya coba
“interogasi” kedua orang ini dengan bertanya beberapa hal yang penting.
Tentu dengan sangat halus.

Alhamdulillah saya cukup menguasai Neuro Linguistic Programming (NLP),
sehingga saya bisa bertanya lebih taktis dan mencoba menggali kejadian
yang sebenarnya. Dari hasil interogasi itu, dengan beberapa teknik NLP
yang saya kuasai, ternyata kedua orang ini memang terbukti melakukan
kecurangan. Untungnya masih bisa mendapat toleransi. Sehingga saya tak
langsung mengeluarkan mereka dari tim. Saya hanya memindahkan mereka
ke urusan yang tak strategis.

Singkat cerita, “corporate family gathering” itu berlangsung sukses. Klien
puas dengan acara yang kami garap itu. Meski ternyata, saya menemukan
insiden lain di dalam tim. Kedua orang yang di awal tadi melakukan
kecurangan, berhasil melakukan kecurangan lagi. Mereka tak mau
menyerahkan laporan belanja properti yang digunakan. Lalu kabur entah
kemana. Setelah di hitung-hitung, mereka berhasil mengambil beberapa
puluh juta dari proyek yang kami garap itu. Tentu dengan cara yang tak
halal.

Maka, mari terus belajar.
Mari terus membangun kepercayaan orang-orang yang ada di sekitar kita.
Sehebat apapun posisi anda saat ini, menjaga kepercayaan orang-orang
agaknya sesuatu yang tak boleh berkurang sedikitpun.

Mari berusaha mati-matian menjadi “The Most Trusted Man in Business”
selanjutnya!
Salam..

Jendral Nasution
-Creative Business Coach-

http://www.kukuruyuuk.com/trust-me-please/

11/03/2012 08:35:00 PM | 0 komentar | Read More