Deru Sang Angin mengajakku bangkit dari keengganan untuk berkelana menelisik cahaya. Dan akupun luluh oleh lihai rayunya. Hingga kamipun bersahabat, erat.
Dan kata-kata, inilah pisau bermata dua. Melengkapi kembaraku agar aku bisa merobek dada durjana. Membasuh jantung dan hatinya untuk kembali tunduk pada Yang Maha Kuasa.