Assalamu alaikum
sekedar berbagi pengalaman semoga ada hikmahnya.
Aku tidak pernah tau tentang nama penyakit yang sedang bersarang di tubuhku. yang kurasakan adalah sakit kepala luar biasa seperti di tusuk, nafsu makan hilang, mual, lesu dan tidak bersemangat. waktu itu aku baru satu minggu di kampung setelah 4 tahun tidak bertemu dengan keluarga. niat hati untuk kembali ke Batam mendapat halangan dari Ayahku, lebih baik cari kerja di kampung saja dan segera menikah, itulah yang di katakan ayah. waktu itu ada seorang pemuda yang datang padaku dan berniat melamarku, tapi sebelum dia datang pada orang tuaku terlebih dahulu dia menanyakan kesediaanku, katanya selama 4 tahun ini dia menungguku. aku yang tak pernah memberi janji apapun padanya menghormati niat baiknya, tapi aku menolak dengan lembut.
Minggu kedua berlalu, ketiga, satu bulan sudah. aku tetap tak merasakan perubahan pada diriku. malahan tubuhku semakin kurus karena sakit. akupun telah berobat dari satu dokter ke dokter lain, hasilnya tidak memuaskan, cuma maag, itulah kata dokter sambil menyerahkan resep padaku. bisik-bisik tetangga sampai ketelinga orang tuaku, entah dari mana asalnya mereka tau aku telah menolak pemuda itu, mereka menyarankan agar aku dibawa ke 'orang pintar' karena telah kena guna-guna. catatan aku menolak pemuda itu karena dia sama sekali tak mendirikan solatnya, tapi issue yang beredar aku menolak karena pemuda itu pendidikannya jauh dibawahku.
alhamdulillah, ayah tidak membawaku ke 'orang pintar', yang kubutuhkan sekarang hanya izin Ayah agar aku bisa kembali ke Batam dan bekerja, aku tidak terbiasa duduk manis di rumah tanpa melakukan apa-apa, yang kubutuhkan sekarang adalah sebuah kesibukan. bulan kedua, tak juga ada perubahan. aku masih meminta izin untuk kembali ke Batam, aku bosan di rumah, itulah yang membuatku sakit, yang sakit bukan badanku yah tapi pikiranku, kuutarakan itu pada ayah, akhirnya dengan berat hati ayah mengizinkanku.
sesampai di Batam, statusku pengangguran, sampai minggu ketiga aku belum juga dapat kerja. aku merasa jadi beban adikku karena aku sekarang jadi tanggung jawabnya, adikku menyerahkan ATMnya padaku, agar aku dapat mengatur belanja kami setiap harinya, dan aku juga dapat izin dari adikku menggunakan uang itu untuk keperluan pribadiku, misalnya untuk mengisi pulsa hpku. sakitku tak sembuh, bahkan semakin parah, badanku panas tinggi. saat berobat ke rumah sakit, aku disarankan untuk rawat inap, tapi aku menolak dalam hati aku berkata, uang dari mana untuk rawat inap. dokter tak mengizinkanku pulang, saat itu ku yakinkan dokter, jika besok tak ada perubahan lebih baik, aku akan kembali untuk rawat inap, akhirnya aku pulang.
karena tak mau balik ke rumah sakit besok pagi, semalaman aku instrospeksi diri, aku telah makan lebih banyak, aku telah solat malam, sholat dhuha juga tidak pernah bolong, istirahat cukup, juga telah berfikir positif bahwa aku akan segera dapat kerja dan terus berusaha, semua ini cobaan dari Allah dan Allah tidak akan mengujiku di luar kemampuanku. saat itu yang ada di pikiranku adalah memperoleh pekerjaan secepatnya maka kuputuskan untuk berusaha lebih keras lagi. dalam sholat malamku, aku bermunajah, lantas ku temukan jawaban dari semua masalahku yaitu ikhlas, ya aku tak pernah ikhlas menerima diriku menjadi pengangguran, aku tak pernah ikhlas menjadi beban orang lain, aku tak bisa terima menerima uang saku lagi dari Ayah, aku tak pernah terima di bilang perawan tua, ya intinya aku tak pernah ikhlas menerima diriku sendiri saat itu yang menurutku jadi pecundang. saat aku sadari betapa hinanya aku, aku beristigfar dan berdzikir hingga tertidur di atas sajadah yang basah oleh air mata.
paginya kurasakan badanku semakin lemah, panasku masih belum turun, mual luar biasa dan kepalaku pusing. tapi aku tetap mandi dan bersih2 untuk pergi mencari kerja lagi. bismillah hirrahma nirrahim, aku berangkat. Allah memang punya rencana. hari itu aku belum juga dapat kerja, tapi aku telah mulai mengikhlaskan diriku, menurunkan egoku. pagi berikutnya, aku minta ongkos angkot pada adikku, aku mulai menerima diriku tapi tetap ikhlas itu bukan hal yang mudah bagiku yang memiliki iman yang masih dangkal. dan aku tetap merasakan sakit itu sampai aku dapat kerja. dan aku merasa benar-benar sehat pada hari kedua aku bekerja. semua penyakit itu hilang serta merta.
aku memberi nama penyakitku itu dengan "kekurangan vitamin Ikhlas" .........:)
tapi aku tau hari ini namanya Psikosomatis
Wassalam
Silfie
==============================================
Mau SWAKONSUMSI PULSA MURAH klik di sini !
Mau BONUS PULSA GRATIS klik di sini !
==============================================
sekedar berbagi pengalaman semoga ada hikmahnya.
Aku tidak pernah tau tentang nama penyakit yang sedang bersarang di tubuhku. yang kurasakan adalah sakit kepala luar biasa seperti di tusuk, nafsu makan hilang, mual, lesu dan tidak bersemangat. waktu itu aku baru satu minggu di kampung setelah 4 tahun tidak bertemu dengan keluarga. niat hati untuk kembali ke Batam mendapat halangan dari Ayahku, lebih baik cari kerja di kampung saja dan segera menikah, itulah yang di katakan ayah. waktu itu ada seorang pemuda yang datang padaku dan berniat melamarku, tapi sebelum dia datang pada orang tuaku terlebih dahulu dia menanyakan kesediaanku, katanya selama 4 tahun ini dia menungguku. aku yang tak pernah memberi janji apapun padanya menghormati niat baiknya, tapi aku menolak dengan lembut.
Minggu kedua berlalu, ketiga, satu bulan sudah. aku tetap tak merasakan perubahan pada diriku. malahan tubuhku semakin kurus karena sakit. akupun telah berobat dari satu dokter ke dokter lain, hasilnya tidak memuaskan, cuma maag, itulah kata dokter sambil menyerahkan resep padaku. bisik-bisik tetangga sampai ketelinga orang tuaku, entah dari mana asalnya mereka tau aku telah menolak pemuda itu, mereka menyarankan agar aku dibawa ke 'orang pintar' karena telah kena guna-guna. catatan aku menolak pemuda itu karena dia sama sekali tak mendirikan solatnya, tapi issue yang beredar aku menolak karena pemuda itu pendidikannya jauh dibawahku.
alhamdulillah, ayah tidak membawaku ke 'orang pintar', yang kubutuhkan sekarang hanya izin Ayah agar aku bisa kembali ke Batam dan bekerja, aku tidak terbiasa duduk manis di rumah tanpa melakukan apa-apa, yang kubutuhkan sekarang adalah sebuah kesibukan. bulan kedua, tak juga ada perubahan. aku masih meminta izin untuk kembali ke Batam, aku bosan di rumah, itulah yang membuatku sakit, yang sakit bukan badanku yah tapi pikiranku, kuutarakan itu pada ayah, akhirnya dengan berat hati ayah mengizinkanku.
sesampai di Batam, statusku pengangguran, sampai minggu ketiga aku belum juga dapat kerja. aku merasa jadi beban adikku karena aku sekarang jadi tanggung jawabnya, adikku menyerahkan ATMnya padaku, agar aku dapat mengatur belanja kami setiap harinya, dan aku juga dapat izin dari adikku menggunakan uang itu untuk keperluan pribadiku, misalnya untuk mengisi pulsa hpku. sakitku tak sembuh, bahkan semakin parah, badanku panas tinggi. saat berobat ke rumah sakit, aku disarankan untuk rawat inap, tapi aku menolak dalam hati aku berkata, uang dari mana untuk rawat inap. dokter tak mengizinkanku pulang, saat itu ku yakinkan dokter, jika besok tak ada perubahan lebih baik, aku akan kembali untuk rawat inap, akhirnya aku pulang.
karena tak mau balik ke rumah sakit besok pagi, semalaman aku instrospeksi diri, aku telah makan lebih banyak, aku telah solat malam, sholat dhuha juga tidak pernah bolong, istirahat cukup, juga telah berfikir positif bahwa aku akan segera dapat kerja dan terus berusaha, semua ini cobaan dari Allah dan Allah tidak akan mengujiku di luar kemampuanku. saat itu yang ada di pikiranku adalah memperoleh pekerjaan secepatnya maka kuputuskan untuk berusaha lebih keras lagi. dalam sholat malamku, aku bermunajah, lantas ku temukan jawaban dari semua masalahku yaitu ikhlas, ya aku tak pernah ikhlas menerima diriku menjadi pengangguran, aku tak pernah ikhlas menjadi beban orang lain, aku tak bisa terima menerima uang saku lagi dari Ayah, aku tak pernah terima di bilang perawan tua, ya intinya aku tak pernah ikhlas menerima diriku sendiri saat itu yang menurutku jadi pecundang. saat aku sadari betapa hinanya aku, aku beristigfar dan berdzikir hingga tertidur di atas sajadah yang basah oleh air mata.
paginya kurasakan badanku semakin lemah, panasku masih belum turun, mual luar biasa dan kepalaku pusing. tapi aku tetap mandi dan bersih2 untuk pergi mencari kerja lagi. bismillah hirrahma nirrahim, aku berangkat. Allah memang punya rencana. hari itu aku belum juga dapat kerja, tapi aku telah mulai mengikhlaskan diriku, menurunkan egoku. pagi berikutnya, aku minta ongkos angkot pada adikku, aku mulai menerima diriku tapi tetap ikhlas itu bukan hal yang mudah bagiku yang memiliki iman yang masih dangkal. dan aku tetap merasakan sakit itu sampai aku dapat kerja. dan aku merasa benar-benar sehat pada hari kedua aku bekerja. semua penyakit itu hilang serta merta.
aku memberi nama penyakitku itu dengan "kekurangan vitamin Ikhlas" .........:)
tapi aku tau hari ini namanya Psikosomatis
Wassalam
Silfie
==============================================
Mau SWAKONSUMSI PULSA MURAH klik di sini !
Mau BONUS PULSA GRATIS klik di sini !
==============================================
0 komentar:
Post a Comment
Salam hangat....
Komentar anda adalah tanda jabat erat persahabatan di antara kita.