Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Memetik Hikmah dari Setiap Kejadian

Written By Unknown on Friday, September 21, 2012 | 9/21/2012 09:28:00 PM

Memetik Hikmah dari Setiap Kejadian

REPUBLIKA.CO.ID
Oleh: Hannan Putra Lc

Orang yang cerdas lagi kreatif dapat mengubah kerugian
menjadi keuntungan. Sedang orang yang bodoh lagi nervous
akan membuat suatu musibah yang menimpa diri menjadi dua
musibah, ibarat pepatah “sudah jatuh tertimpa tangga pula.”

Rasulullah SAW diusir dari Makkah. Ternyata di Madinah, beliau dapat
mendirikan sebuah negeri yang memenuhi lembaran sejarah keberhasilan dan
kecemerlangannya.

Ahmad bin Hambal dipenjara dan dihukum cambuk, setelah itu jadilah ia
pemimpin ulama sunnah.

Ibnu Taimiyah dipenjara, namun setelah keluar dari tahanannya ia menjadi
seorang ulama.

Al-Sarkhasi disekap di dasar sumur yang tidak dipakai lagi. Di sanalah ia dapat
menulis dua puluh jilid buku dalam ilmu fiqih.

Ibnu Atsir menghabiskan masa pensiunnya menulis Kitab Jam’ul Ushul dan An-
Nihayah yang keduanya merupakan kitab Hadits yang paling terkenal dan
paling bermanfaat.

Ibnul Jauzi diasingkan dari Baghdad, ia pun memanfaatkan waktu itu dengan
menulis tajwid tentang Qiroat Sab’ah.

Malik bin Raib terserang demam yang membawa kepada kematiannya, maka
dalam masa sakitnya itu ia menggubah qasidahnya yang indah lagi terkenal di
kalangan semua orang, sehingga ketenaran dan keindahannya memadai
diwan-diwan para penyair kondang pada masa pemerintahan Khalifah
‘Abbasiyyah.

Demikian juga Abu Dzuaib Al-Hudzali (penyair jahiliyyah) ketika kelima
anaknya meninggal dunia di Madinah. Ia terus meratapinya dengan
menuangkan eposnya tersebut dalam suatu qasidah yang membuat dunia
mendengarkannya penuh perhatian, banyak orang terperangah kagum akan
keindahannya, dan sejarah mengacungkan jempol kepadanya.

Masih banyak lagi contoh inspiratif yang terjadi diberbagai belahan dunia ini
jika kita mau mengambil ibrah. Kadangkala, Jika kita terbentur suatu musibah,
kita larut dalam musibah tersebut tanpa melihat sisi cerahnya.

Ibaratnya, jika kita dapati segelas minuman lemon, bubuhkanlah padanya
sesendok gula. Jika kita diserang seekor ular, ambil saja kulitnya yang
berharga dan buanglah yang lainnya. Atau jika disengat oleh kalajengking,
ketahuilah bahwa racunnya mengandung serum yang ampuh untuk melawan
racun ular berbisa.

Demikianlah orang cerdas yang mampu mengadaptasikan dirinya dengan
lingkungan yang keras agar ia dapat mengeluarkan darinya buat kita bunga
mawar dan bunga melati yang indah lagi harum.

Sebagaimana Firman Allah SWT, “Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal
itu lebih baik bagi kalian. ”(QS Al-Baqarah: 161).

Kerajaan Prancis sebelum masa revolusinya yang dahsyat pernah menahan
dua orang penyair ulung mereka, salah seorangnya bersifat optimistis, sedang
yang lain bersifat pesimistis. Keduanya mengeluarkan kepalanya masing-
masing dari jendela penjara.

Adapun yang bersifat optimistis, maka ia menatapkan pandangannya ke arah
bintang-bintang, lalu tertawa, sedang yang pesimistis memandang ke bawah
melihat tanah yang ada di jalan sebelah penjaranya, lalu menangis.

Pandanglah sisi lain dari tragedi yang menimpa diri, karena sesungguhnya
keburukan yang murni itu tidak ada ujudnya. Bahkan yang ada di sana adalah
kebaikan, penghasilan, kemudahan, dan pahala.

0 komentar:

Post a Comment

Salam hangat....
Komentar anda adalah tanda jabat erat persahabatan di antara kita.