Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Shalat Istisqo (Definisi, Hukum, Dalil, Adab, Tata Cara, dan Doanya)

Written By Unknown on Sunday, September 30, 2012 | 9/30/2012 03:59:00 PM

Definisi Istisqo

dakwatuna.com - Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan.
Secara istilah yaitu meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan
dengan cara tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya.

Hukum shalat Istisqo adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah
kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi
kaum muslimin lainnya yang masih mendapatkan air, sebagai bentuk
ukhuwah dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

Dalil Shalat Istisqo

Allah SWT berfirman:

ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻏَﻔَّﺎﺭًﺍ (10)ﻳُﺮْﺳِﻞِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻣِﺪْﺭَﺍﺭًﺍ (11) ﻭَﻳُﻤْﺪِﺩْﻛُﻢْ
ﺑِﺄَﻣْﻮَﺍﻝٍ ﻭَﺑَﻨِﻴﻦَ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻜُﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻧْﻬَﺎﺭًﺍ 12) )

Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, –
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–,niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan
(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12)
Hadits Rasulullah SAW:

َﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍَﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ : ) ﺧَﺮَﺝَ ﺍَﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣُﺘَﻮَﺍﺿِﻌًﺎ,
ﻣُﺘَﺒَﺬِّﻟًﺎ, ﻣُﺘَﺨَﺸِّﻌًﺎ, ﻣُﺘَﺮَﺳِّﻠًﺎ, ﻣُﺘَﻀَﺮِّﻋًﺎ, ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ, ﻛَﻤَﺎ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻓِﻲ ﺍَﻟْﻌِﻴﺪِ, ﻟَﻢْ ﻳَﺨْﻄُﺐْ
ﺧُﻄْﺒَﺘَﻜُﻢْ ﻫَﺬِﻩِ ( ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺍَﻟْﺨَﻤْﺴَﺔُ, ﻭَﺻَﺤَّﺤَﻪُ ﺍَﻟﺘِّﺮْﻣِﺬِﻱُّ, ﻭَﺃَﺑُﻮ ﻋَﻮَﺍﻧَﺔَ, ﻭَﺍﺑْﻦُ ﺣِﺒَّﺎﻥَ

Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa
kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya,
beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak
berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih
oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.

ﻋﻦ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦَ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻳَﺬْﻛُﺮُ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻣِﻦْ ﺑَﺎﺏٍ ﻛَﺎﻥَ ﻭِﺟَﺎﻩَ ﺍﻟْﻤِﻨْﺒَﺮِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻝُ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﺋِﻢٌ ﻳَﺨْﻄُﺐُ ﻓَﺎﺳْﺘَﻘْﺒَﻞَ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫَﻠَﻜَﺖْ ﺍﻟْﻤَﻮَﺍﺷِﻲ ﻭَﺍﻧْﻘَﻄَﻌَﺖْ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞُ ﻓَﺎﺩْﻉُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﻐِﻴﺜُﻨَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺮَﻓَﻊَ
ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺳْﻘِﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺳْﻘِﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺳْﻘِﻨَﺎ ﻗَﺎﻝَ
ﺃَﻧَﺲُ ﻭَﻻَ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻧَﺮَﻯ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻣِﻦْ ﺳَﺤَﺎﺏٍ ﻭَﻻَ ﻗَﺰَﻋَﺔً ﻭَﻻَ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻨَﺎ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺳَﻠْﻊٍ
ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﺖٍ ﻭَﻻَ ﺩَﺍﺭٍ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻄَﻠَﻌَﺖْ ﻣِﻦْ ﻭَﺭَﺍﺋِﻪِ ﺳَﺤَﺎﺑَﺔٌ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺘُّﺮْﺱِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺗَﻮَﺳَّﻄَﺖْ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀَ
ﺍﻧْﺘَﺸَﺮَﺕْ ﺛُﻢَّ ﺃَﻣْﻄَﺮَﺕْ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﻨَﺎ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲَ ﺳِﺘًّﺎ ﺛُﻢَّ ﺩَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺒَﺎﺏِ ﻓِﻲ
ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﺍﻟْﻤُﻘْﺒِﻠَﺔِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﺋِﻢٌ ﻳَﺨْﻄُﺐُ ﻓَﺎﺳْﺘَﻘْﺒَﻠَﻪُ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫَﻠَﻜَﺖْ ﺍﻟْﺄَﻣْﻮَﺍﻝُ ﻭَﺍﻧْﻘَﻄَﻌَﺖْ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞُ ﻓَﺎﺩْﻉُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﻤْﺴِﻜْﻬَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺮَﻓَﻊَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺣَﻮَﺍﻟَﻴْﻨَﺎ ﻭَﻟَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺂﻛَﺎﻡِ ﻭَﺍﻟْﺠِﺒَﺎﻝِ
ﻭَﺍﻟْﺂﺟَﺎﻡِ ﻭَﺍﻟﻈِّﺮَﺍﺏِ ﻭَﺍﻟْﺄَﻭْﺩِﻳَﺔِ ﻭَﻣَﻨَﺎﺑِﺖِ ﺍﻟﺸَّﺠَﺮِ ) ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )

Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari
Jum’at masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW
berkhutbah. Dia menemui rasul SAW sambil berdiri dan berkata: wahai
Rasulullah SAW telah musnah binatang ternak dan sumber mata air sudah
tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami.

Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan ke langit
dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi
Allah pada saat kami tidak melihat di langit mendung, gumpalan awan atau
apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan gunung tidak ada
penghalang untuk melihatnya”. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di
belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah,
menyebar dan turunlah hujan.” Anas RA berkata: “Maka kami tidak melihat
matahari selama enam hari”. Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah
pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul SAW sedang khutbah.

Dia menghadap Rasul saw sambil berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah
SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdoalah kepada Allah
agar menghentikannya. Maka Rasulullah SAW mengangkat tangan dan
berdoa Ya Allah berilah hujan sekeliling kami bukan adzab bagi kami, jatuh
pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan
tempat tumbuh pepohonan” (HR. Bukhari)

Macam-Macam Istisqo

Istisqo memiliki tiga macam, yaitu:

1. Istisqo yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak
juga setelah shalat di masjid atau selain masjid, sendiri atau
jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang
shalih.

2. Istisqo pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau
shalat lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.

3. Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului
shalat dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim,
baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.

Waktu Istisqo

Jika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika
dilakukan saat khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan
kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat.
Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana
shalat Id.

Tempat Shalat Istisqo

Shalat Istisqo dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid

Adab sebelum shalat Istisqo

1. Memperbanyak istighfar dan taubat di hari-hari sebelumnya
2. Menghindari perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak
orang yang terzhalimi
3. Didahului dengan berpuasa tiga hari
4. Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.
5. Memperbanyak sedekah.
6. Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah
seperti, mandi, bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-
wangian, memakai baju yang sederhana.
7. Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’,
berharap pada Allah.

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo

1. Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama
takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:”
lakukan pada Istisqo seperti pada waktu ‘Ied”.
2. Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan
rakaat kedua surat Al-Ghasiyah
3. Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
4. Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
5. Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang
shalih
6. Bertawasul dengan amal shalih
7. Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan
membalikkan selendang atau sorbannya.
8. Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
9. Dianjurkan membawa binatang ternak.

Doa Istisqo :

ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍَﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ, ﺍَﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍَﻟﺮَّﺣِﻴﻢِ, ﻣَﺎﻟِﻚِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍَﻟﺪِّﻳﻦِ, ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍَﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻔْﻌَﻞُ ﻣَﺎ ﻳُﺮِﻳﺪُ,
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺍَﻟﻠَّﻪُ, ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ, ﺃَﻧْﺖَ ﺍَﻟْﻐَﻨِﻲُّ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﺍَﻟْﻔُﻘَﺮَﺍﺀُ, ﺃَﻧْﺰِﻝْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺍﻟْﻐَﻴْﺚَ, ﻭَﺍﺟْﻌَﻞْ ﻣَﺎ
ﺃَﻧْﺰَﻟْﺖَ ﻗُﻮَّﺓً ﻭَﺑَﻠَﺎﻏًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺣِﻴﻦٍ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺳْﻘِﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺳْﻘِﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺳْﻘِﻨَﺎ, ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺳْﻘِﻨﺎ ﻏَﻴْﺜﺎً ﻣُﻐِﻴﺜﺎً ﻫَﻨِﻴﺌﺎً ﻣَﺮِﻳﺌﺎً ﻏَﺪَﻗﺎً ﻣُﺠَﻠِّﻼً
ﺳَﺤّﺎً ﻋﺎﻣّﺎً ﻃَﺒَﻘﺎً ﺩَﺍﺋِﻤﺎً؛ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻈِّﺮَﺍﺏِ ﻭَﻣَﻨﺎﺑِﺖِ ﺍﻟﺸَّﺠَﺮِ، ﻭَﺑُﻄُﻮﻥِ ﺍﻷﻭْﺩِﻳَﺔِ؛ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇﻧَّﺎ
ﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﺇِﻧَّﻚَ ﻛُﻨْﺖَ ﻏَﻔّﺎﺭﺍً، ﻓﺄﺭْﺳﻞِ ﺍﻟﺴَّﻤﺎﺀَ ﻋَﻠَﻴْﻨﺎ ﻣِﺪْﺭَﺍﺭﺍً؛ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺳْﻘِﻨﺎ ﺍﻟﻐَﻴْﺚَ ﻭَﻻ ﺗَﺠْﻌَﻠْﻨﺎ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﻘَﺎﻧِﻄِﻴﻦَ . ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻥَّ ﺑِﺎﻟﻌِﺒﺎﺩِ ﻭﺍﻟﺒِﻼﺩِ ﻭﺍﻟﺒﻬﺎﺋﻢ ﻭﺍﻟﺨﻠﻖ ﻣﻦ ﺍﻟﻸﻭﺍﺀ ﻭﺍﻟﺠﻬﺪ ﻭﺍﻟﻀﻨﻚ ﻣﺎ
ﻻ ﻧﺸﻜﻮﻩ ﺇﻻ ﺇﻟﻴﻚ. ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃﻧْﺒِﺖْ ﻟَﻨﺎ ﺍﻟﺰَّﺭْﻉَ، ﻭَﺃﺩِﺭَّ ﻟَﻨﺎ ﺍﻟﻀَّﺮْﻉَ، ﻭَﺍﺳْﻘِﻨﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﺮَﻛﺎﺕِ ﺍﻟﺴَّﻤﺎﺀِ،
ﻭﺃﻧْﺒِﺖْ ﻟَﻨﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﺮَﻛﺎﺕِ ﺍﻷﺭْﺽِ؛ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭْﻓَﻊْ ﻋَﻨَّﺎ ﺍﻟﺠَﻬْﺪَ ﻭَﺍﻟﺠُﻮﻉَ ﻭﺍﻟﻌُﺮْﻱَ، ﻭﺍﻛْﺸِﻒْ ﻋَﻨَّﺎ ﻣِﻦَ
ﺍﻟﺒَﻼﺀِ ﻣﺎ ﻻ ﻳَﻜْﺸِﻔُﻪُ ﻏَﻴْﺮُﻙَ
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺳﻘﻨﺎ ﺍﻟﻐﻴﺚَ ﻭﺍﻧﺼﺮﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﻋﺪﺍﺀ . ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺃﻧﺖ ﺃﻣﺮﺗﻨﺎ ﺑﺪﻋﺎﺋﻚ ﻭﻭﻋﺪﺗﻨﺎ ﺇﺟﺎﺑﺘﻚ،
ﻭﻗﺪ ﺩﻋﻮﻧﺎﻙ ﻛﻤﺎ ﺃﻣﺮﺗﻨﺎ ﻓﺄﺟﺒﻨﺎ ﻛﻤﺎ ﻭﻋﺪﺗﻨﺎ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻣﻨﻦ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﻤﻐﻔﺮﺓ ﻣﺎ ﻗﺎﺭﻓﻨﺎ،
ﻭﺇﺟﺎﺑﺘﻚ ﻓﻲ ﺳﻘﻴﺎﻧﺎ، ﻭﺳﻌﺔ ﺭﺯﻗﻨﺎ .

Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah
yang melakukan apa yang Ia kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada
Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir,
turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan
sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.

Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan
yang menyuburkan, menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas ke
bawah merata, dan terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan
penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, sawah ladang dan danau-danau.

Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau penerima
ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan
kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk
orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami
kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali
kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-
sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah
tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan,
kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak
ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau.

Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah
Engkau telah memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk
mengabulkan. Dan kami telah berdoa sebagaimana engkau perintahkan,
maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya Allah berikanlah
anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk
kami dan kelapangan rezeki.

Doa Ketika Hujan Telah Turun

ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠﻪُ ﺻَﻴِّﺒَﺎً ﻫَﻨِﻴﺌﺎً ﻧﺎﻓﻌﺎً . ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺣﻮﺍﻟﻴﻨﺎ ﻭﻻ ﻋﻠﻴﻨﺎ . ﻭﻳﻘﻮﻟﻮﻥ: ﻣُﻄِﺮْﻧَﺎ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ
ﻭَﺭَﺣْﻤَﺘِﻪِ

Ya Allah jadikan hujan yang menyejahterakan dan bermanfaat. Ya Allah
turunkan di sekeliling kami bukan adzab bagi kami. Dan jamaah
mengucapkan:” Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah.

ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ

Penulis : DR. Surahman Hidayat

9/30/2012 03:59:00 PM | 0 komentar | Read More

Jangan Sebut Anak Anda “Nakal”

dakwatuna.com – “Anak saya ini nakal sekali”, kata seorang ibu.
“Kamu itu memang anak nakal”, kata seorang bapak.
Kalimat itu sering kita dengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Sangat
sering kita mendengar orang tua menyebut anaknya dengan istilah nakal,
padahal kadang maksudnya sekadar mengingatkan anak agar tidak nakal.
Namun apabila anak konsisten mendapatkan sebutan nakal, akan
berpengaruh pada dirinya.

Predikat-predikat buruk memang cenderung memiliki dampak yang buruk
pula. Nakal adalah predikat yang tak diinginkan oleh orang tua, bahkan oleh
si anak sendiri. Namun, seringkali lingkungan telah memberikan predikat itu
kepada si anak: kamu anak nakal, kamu anak kurang ajar, kamu anak susah
diatur, dan sebagainya. Akibatnya, si anak merasa divonis.

Hindari Sebutan Nakal

Jika tuduhan nakal itu diberikan berulang-ulang oleh banyak orang, akan
menjadikan anak yakin bahwa ia memang nakal. Bagaimanapun nakalnya si
anak, pada mulanya tuduhan itu tidak menyenangkan bagi dirinya. Apalagi,
jika sudah sampai menjadi bahan tertawaan, cemoohan, dan ejekan, akan
sangat menggores relung hatinya yang paling dalam. Hatinya luka. Ia akan
berusaha melawan tuduhan itu, namun justru dengan tindak kenakalannya
yang lebih lanjut.

Hendaknya orang tua menyadari bahwa mengingatkan kesalahan anak tidak
identik dengan memberikan predikat “nakal” kepadanya. Nakal itu —di
telinga siapa pun yang masih waras— senantiasa berkesan negatif. Siapa
tahu, anak menjadi nakal justru lantaran diberi predikat “nakal” oleh orang
tua atau lingkungannya!

Mengingatkan kesalahan anak hendaknya dengan bijak dan kasih sayang.
Bagaimanapun, mereka masih kecil. Sangat mungkin melakukan kesalahan
karena ketidaktahuan, atau karena sebab-sebab yang lain. Namun, apa pun
bentuk kenakalan anak, biasanya ada penyebab yang bisa dilacak sebagai
sebuah bahan evaluasi diri bagi para pendidik dan orang tua.

Banyak kisah tentang anak-anak kecil yang cacat atau meninggal di tangan
orang tuanya sendiri. Cara-cara kekerasan yang dipakai untuk
menanggulangi kenakalan anak seringkali tidak tepat. Watak anak
sebenarnya lemah dan bahkan lembut. Mereka tak suka pada kekerasan.
Jika disuruh memilih antara punya bapak yang galak atau yang penyabar
lagi penyayang, tentu mereka akan memilih tipe kedua. Artinya, hendaknya
orang tua berpikiran “tua” dalam mendidik anak-anaknya, agar tidak salah
dalam mengambil langkah.

Sekali lagi, jangan cepat memberi predikat negatif. Hal itu akan membawa
dampak psikologis yang traumatik bagi anak. Belum tentu anak yang sulit
diatur itu nakal, bisa jadi justru itulah tanda-tanda kecerdasan dan
kelebihannya dibandingkan anak lain. Hanya saja, orang tua biasanya tidak
sabar dengan kondisi ini.

Ungkapan bijak Dorothy Law Nolte dalam syair Children Learn What They
Live berikut bisa dijadikan sebagai bahan perenungan,

Bila anak sering dikritik, ia belajar mengumpat
Bila anak sering dikasari, ia belajar berkelahi
Bila anak sering diejek, ia belajar menjadi pemalu
Bila anak sering dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Bila anak sering dimaklumi, ia belajar menjadi sabar
Bila anak sering disemangati, ia belajar menghargai
Bila anak mendapatkan haknya, ia belajar bertindak adil
Bila anak merasa aman, ia belajar percaya
Bila anak mendapat pengakuan, ia belajar menyukai dirinya
Bila anak diterima dan diakrabi, ia akan menemukan cinta .

Cara Pandang Positif

Hendaknya orang tua selalu memiliki cara pandang positif terhadap anak.
Jika anak sulit diatur, maka ia berpikir bahwa anaknya kelebihan energi
potensial yang belum tersalurkan. Maka orang tua berusaha untuk
memberikan saluran bagi energi potensial anaknya yang melimpah ruah itu,
dengan berbagai kegiatan yang positif. Selama ini anaknya belum
mendapatkan alternatif kegiatan yang memadai untuk menyalurkan berbagai
potensinya.

Dengan cara pandang positif seperti itu, orang tua tidak akan emosional
dalam menghadapi ketidaktertiban anak. Orang tua akan cenderung
introspeksi dalam dirinya, bukan sekadar menyalahkan anak dan
memberikan klaim negatif seperti kata nakal. Orang tua akan lebih lembut
dalam berinteraksi dengan anak-anak, dan berusaha untuk mencari jalan
keluar terbaik. Bukan dengan kemarahan, bukan dengan kata-kata kasar,
bukan dengan pemberian predikat nakal.

“Kamu anak baik dan shalih. Tolong lebih mendengar pesan ibu ya Nak”,
ungkapan ini sangat indah dan positif.
“Bapak bangga punya anak kamu. Banyak potensi kamu miliki. Jangan
ulangi lagi perbuatanmu ini ya Nak”, ungkap seorang bapak ketika ketahuan
anaknya bolos sekolah.

Semoga kita mampu menjadi orang tua yang bijak dalam membimbing,
mendidik dan mengarahkan tumbuh kembang anak-anak kita. Hentikan
sebutan nakal untuk mendidik anak-anak.

Tentang Penulis:
Cahyadi Takariawan
Senior Editor di PT Era Intermedia, Pembina
di Harum Foundation, Direktur Jogja family
Center, Staf Ahli Lembaga Psikologi Terapan
Cahaya.

9/30/2012 02:15:00 PM | 0 komentar | Read More

Dipromosikan GRATIS oleh 1 juta orang? Mau banget!

Written By Unknown on Friday, September 28, 2012 | 9/28/2012 03:26:00 PM

Anda ingin Agar Link ke Blog Anda nempel terus dan dibantu promosikan oleh 1 juta orang lebih?
Jika Ya, maka Anda dapat menggunakan iklan dengan Faktor Kali.

Cara Kerjanya sangat sederhana. Anda mendaftar di link yang akan saya sebutkan beberapa saat lagi. Kemudian langsung LOGIN dan isi Data Anda meliputi Blog Anda, judul Blog Anda dan keterangan singkat tentang Blog Anda tersebut. Segera setelah itu anda akan punya WEBSITE REPLIKA KHUSUS dengan id Anda yang unik untuk Anda promosikan. Saran saya letakkan saja link link ini di blog Anda agar orang lain dapat mengikuti.

Anda pasti sangat mudah mengajak orang untuk mendaftar, karena semua orang butuh promosi, setiap orang ingin iklan mereka tersebar dengan cepat. Ok, anggaplah anda telah mulai mempromosikan website replika Anda tadi. Kita asumsikan 2 orang teman Anda sudah Gabung melalui link Anda!. 2 Orang ini disebut Level 1 Anda. Setelah itu promosi otomatis Anda akan mulai segera bekerja sendiri bagaikan autopilot. Mengapa?

Karena link ke blog Anda tadi NEMPEL pada website 2 orang member Anda tadi. Sekarang Anda mulai dibantu promosi oleh 2 orang!. 2 Orang member Anda tadi juga bisa mengerjakan cara yang sama, mereka mengajak masing-masing 2 teman mereka, berarti ada tambahan 4 orang kan?. 4 Orang ini disebut Level 2 Anda. Total Jumlah member Anda sekarang menjadi 6. Kemudian ini berlanjut terus, 4 orang baru yang di
level 2 Anda tadi juga mengajak 2 teman mereka, tambah 8 (Level 3). Sekarang Anda telah dibantu oleh 14 orang. Link Ke Blog Anda dibawa oleh 14 orang, padahal Anda hanya ngelink ke tempat saya satu kali bukan? Ini terus berlanjut!

Perkembangan seperti ini tabel perkembangannya:
Level Jumlah Total
1      2           2
2      4           6
3      8           14
4      16          30
5       32         62
6       64         126
7       128        254
8       256        510
9       512        1022
10     1024      2046
11     2048      4094
12     4096      8190
13     8192      16382
14     16384    32766
15     32768    65534

Ternyata jika Anda mendaftar setelah ini, memasukkan informasi blog Anda, kemudia saya mengajak 2 orang saja maka iklan Anda dapat dibawa bukan oleh 1 juta orang lebih melainkan 2 Juta orang lebih! Promosi Anda yang sederhana bisa membuat iklan Anda NEMPEL pada sebanyak itu orang.
Gratis pula!.

Anda tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Silahkan bergabung sekarang juga kesini, silahkan klik PROMOSI GRATIS

Selamat mencoba dan Semoga bermanfaat....
Jangan lupa luangkan waktu untuk beri komentar ya......terima kasih.

Anda juga bisa berlangganan artikel-artikel terbaru dari saya, silahkan anda gunakan tombol berlangganan artikel yang ada disebelah kanan halaman ini, atau melalui tombol dibawah ini :
PROMOSI GRATIS
9/28/2012 03:26:00 PM | 0 komentar | Read More

Obat Hidup Paling Mustajab

Written By Unknown on Thursday, September 27, 2012 | 9/27/2012 08:12:00 PM

Obat Hidup Paling Mustajab
Oleh : Darwis Tere Liye

Pernahkah kita menghela nafas panjang, dada berdebar tanpa penjelasan,
kecemasan datang tanpa diundang, dan pundak seolah menanggung beban
berat tidak terlihat?

Pernahkah kita membenci siang.. hingga berharap dia tidak usah datang saja
esok pagi.. berharap semoga malam ini tidak akan pernah berakhir.. terusss
saja malam, terusss saja.. sehingga urusan besok tidak perlu dihadapi...

Pernahkah kita tidur gelisah, kebas memeluk bantal, kosong menatap langit-langit
kamar, bahkan kadang mata berair tanpa terasa akibat sesak di hati.. bahkan
kadang menangis dalam tidur (entah itu mimpi atau bukan, tapi kita tahu sedang
menangis terisak), atau bahkan kadang menangis tanpa air-mata?

Pernahkan kita sesak disakiti orang lain.. kecewa dikhianati orang lain..
dihinakan.. dianggap tidak-ada.. sudah menunggu ber-tukatul-tukatul tapi yang
ditunggu sama sekali merasa tidak ditunggu.. pernahkan kita tergugu
kehilangan sesuatu yang berharga.. terjebak dalam masalah-masalah (hutang, janji,
bangkrut, jerawatan, gemuk nan buncit, dsbgnya).. khawatir akan masa depan..
ambisi-ambisi yg menjauh.. hingga masalah-masalah kecil yg dataaaaang saja tanpa bosan-bosan, membuat terkeluh, "kenapa sih?"...

Pernahkah kita sebal oleh pertanyaan-pertanyaan serupa yg datang bertubi-tubi.. Pertanyaan
dari keluarga, teman, tetangga, bahkan yg paling menyebalkan dari diri sendiri..
"kenapa, kenapa?".. "mengapa, mengapa?" seolah kesendirian tidak
mendatangkan berjuta pertanyaan yg sama, seolah hidup tidak mendatangkan
ratusan masalah tanpa perlu dicampuri oleh orang lain..

Pernahkah kita sekali saja dalam hidup ini membenci HUJAN? ber-duuhhh,
ber-arggh, ber-sialan mengumpat kenapa hujan harus turun?

Karena jika pernah, maka sungguh kita membutuhkan obat paling mustajab
dalam kehidupan.. kita berpenyakit... penyakit hati... dan jika kita sudah tega
mengumpat HUJAN yg sejatinya adalah berkah, maka sudah kronis sekali
sakitnya..

Dan tahukah kalian apa obat mustajabnya? sederhana sekali, yaitu: b e r s y u
k u r..

benar my dear... dari berpuluh-puluh akhlak mulia yg disebutkan kitab suci, dari
ratusan sifat-sifat hebat Nabi, Rasul, dan orang-orang hebat nan terpilih, inilah salah
satu akhlak pertama dan utama yang harus dikuasai :

       ...bersyukur...

Itulah obat hati
paling mustajab dalam kehidupan hari ini.. bersyukur..

Dengan menguasai ilmu syukur.. maka akhlak-akhlak mulia yang lain akan mudah
dikuasai.. ikhlas.. sabar... qanaah, merasa cukup.. tidak serakah, rakus, itu
semua turunan dari akhlak syukur.. dan saya kasih tahu rahasia kecil tentang
syukur.. yaitu: kita tidak cukup hanya pandai, my dear.. banyak sekali orang_orang
yang pandai bersyukur tapi hidupnya tidak kunjung bahagia.. yaps, pandai
bersyukur itu necessary (penting); tapi pelengkapnya (sufficient) adalah
'senantiasa'.. jadi senantiasalah pandai-pandai bersyukur, selalulah pandai-pandai
bersyukur.. maka seperti apapun dunia ini menyakiti kita, seketika, di depan
mata kita seolah akan dibentangkan 8 pelangi indah.. yakinlah!

9/27/2012 08:12:00 PM | 0 komentar | Read More

Membangun Pencitraan Dakwah

Written By Unknown on Wednesday, September 26, 2012 | 9/26/2012 09:34:00 AM

Membangun Pencitraan Dakwah

Oleh : Cahyadi Takariawan

dakwatuna.com - Dalam dinamika dakwah, kadang ada aktivitas tertentu yang
memerlukan publisitas dalam rangka memberikan informasi kepada
masyarakat tentang kinerja gerakan dakwah yang telah banyak melakukan
upaya perbaikan. Tidak bisa dipungkiri, media sangat mengendalikan persepsi
masyarakat saat ini. Suatu kejahatan bisa dicitrakan sebagai sosok pahlawan
karena bangunan media. Sebaliknya, para pelaku kebaikan bisa dicitrakan
sebagai sosok pecundang karena opini media.

Selain memberikan informasi, publisitas juga dimaksudkan sebagai upaya
memberikan pendidikan, inspirasi, dan motivasi bagi semua kalangan untuk
melakukan kebaikan dan berlomba-lomba memperbanyak kontribusi positif di
tengah kehidupan masyarakat. Sangat banyak pelajaran dan hikmah yang bisa
diambil dari para aktivis dakwah, namun seringkali tenggelam tidak banyak
diketahui publik, karena tidak adanya unsur publisitas. Sementara ada tokoh
politik tertentu yang sekali-kalinya naik kereta api atau bus kota, diberitakan
headline berhari-hari di berbagai media.

Saya sempat tertegun mendengar informasi tentang mahalnya pencitraan.
Seorang tokoh politik, karena ingin mendapatkan pencitraan tentang
kesederhanaan, maka ia rela mengeluarkan dana ratusan milyar rupiah guna
tampil di televisi dan media massa lainnya. Betapa ironis, citra sederhana
yang ingin didapatkan, dibangun dengan biaya ratusan milyar rupiah. Sudah
pasti, konstituen tidak pernah mengetahui hal itu. Mereka hanya memuji-muji
sang tokoh yang sederhana dan bersahaja, tanpa mengetahui berapa biaya
yang dikeluarkan untuk itu.

Banyak kalangan tokoh aktivis dakwah yang hidup dan kegiatannya jauh dari
publisitas. Mereka adalah orang-orang yang ikhlas berbuat dan bekerja karena
Allah, bukan berharap pujian manusia. Mereka menjaga diri agar tidak rusak
amal yang telah mereka lakukan, karena pengaruh perasaan riya yang
berkembang dalam jiwa. Untuk itu mereka lebih suka menjauhkan diri dari
publisitas, dan hidup dalam kesunyian walau kontribusi mereka untuk
perbaikan masyarakat sangat besar.

Namun di sisi lain, karena tidak terpublikasikan oleh media, maka
kesederhanaan, kebersahajaan, dan kesungguhan mereka dalam memperbaiki
masyarakat tidak diketahui banyak kalangan. Ketika muncul beberapa tokoh
politik yang menjadi ikon kesederhanaan, banyak masyarakat bertanya,
mengapa itu tidak muncul dari kalangan aktivis dakwah? Salah satu
jawabannya adalah karena faktor publisitas. Para aktivis dakwah sepi dari
publisitas sehingga kiprah mereka tidak diketahui masyarakat luas.

Muncul pertanyaan, apakah publisitas bertentangan dengan makna keikhlasan?
Apakah amal yang ikhlas harus selalu disembunyikan? Al Qur’an memberikan
gambaran dua kondisi shadaqah (sedekah), yang keduanya bernilai baik dan
lebih baik. Tidak ada yang dicela atau disalahkan.

Perhatikan ungkapan ayat berikut:

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika
kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari
kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (Al Baqarah: 271).

Dari ayat di atas, kita mendapatkan beberapa pelajaran fiqih dakwah sebagai
berikut:

1. Dibolehkannya menampakkan amal

Al Qur’an menyatakan, “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu
adalah baik sekali”. Suatu sedekah atau pemberian kepada orang-orang yang
memerlukan dengan menampakkan atau mempublikasikan adalah suatu
tindakan yang dibolehkan, tidak dilarang. Bahkan dikatakan sebagai “baik
sekali”, bukan saja baik. Dalam hal ini, sedekah yang ditampakkan bukanlah
sesuatu yang tercela atau dilarang.

Al Qur’an juga menyebut umat Nabi Saw sebagai sebaik-baik umat yang
dihadirkan untuk seluruh manusia:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah” (Ali Imran: 110).

Kebaikan ini akan memiliki makna yang memberikan banyak dorongan
motivasi dan inspirasi bagi masyarakat luas, jika ditampakkan, bukan
disembunyikan.

2. Menyembunyikan amal karena menghindari riya’

Ada kalanya sedekah harus disembunyikan, jika dengan menampakkan akan
menimbulkan riya dan menyakiti perasaan orang-orang yang mendapatkan
bagian sedekah tersebut. Al Qur’an menyatakan, “Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu”.

Riya’ adalah berkembangnya motivasi semata-mata ingin mendapat pujian
dari manusia atas apa yang dilakukannya. Namun menyembunyikan amal tidak
identik dengan ikhlas, karena ikhlas bukanlah soal teknis menampakkan atau
menyembunyikan. Ikhlas adalah dorongan yang kuat dalam jiwa, yang menjadi
sumber motivasi dalam melakukan sebuah amal atau dalam meninggalkan
amal tersebut.

Sebagian ulama salaf menyatakan, “Beramal karena manusia itu syirik,
sedangkan meninggalkan amal karena manusia itu riya”. Ini menandakan
bahwa ikhlas itu bermakna dorongan yang menyebabkan melakukan atau
meninggalkan suatu amal semata-mata karena Allah, apakah amal itu
ditampakkan atau disembunyikan.

3. Keharusan bekerja dengan ikhlas

Semua aktivitas yang kita lakukan hendaknya didasari dengan niat yang ikhlas
karena mengharap ridha dan pahala dari Allah, bukan dari manusia. Cukuplah
kita yakin, bahwa semua yang kita lakukan berada dalam pengawasan dan
pengetahuan Allah, sebagaimana firmanNya, “dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.

Syaikh Hasan Al Banna menegaskan, “Yang dimaksud dengan ikhlas ialah
seorang muslim menunjukkan segala perkataan, amal dan jihadnya semata-
mata mencari ridha Allah dan ganjaran baik-Nya, tidak memandang
keuntungan duniawi, kedudukan, pangkat, gelar, dan semacamnya. Karena itu
ia akan menjadi manusia pembela cita-cita dan aqidah, bukan kepentingan
(interest) pribadi.”

4. Menampakkan amal tidak menghilangkan keikhlasan

Kebolehan menampakkan sedekah ini menandakan, amal yang ditampakkan
tidak berarti menghilangkan nilai keikhlasan atau merusakkannya. Yang
membuat rusaknya amal adalah sikap riya dan mengharap keridhaan manusia
dengan jalan memamerkan berbagai aktivitas kebaikan. Berbangga-bangga
dengan pujian manusia dan melalaikan hakikat niat yang tulus ikhlas
mengharap ridha Allah.

Sebagaimana telah dinyatakan di depan, bahwa menyembunyikan amal itu
tidak identik dengan ikhlas, maka menampakkan amal juga tidak identik
dengan riya atau tidak ikhlas. Dengan demikian, jika publisitas adalah upaya
untuk memberikan informasi yang positif, memberikan inspirasi kebaikan,
memberikan motivasi beramal shalih, dan memberikan pencitraan positif bagi
dakwah, maka hal itu adalah sebuah keharusan.

Berapa banyak tokoh yang diagungkan media ternyata kenyataannya jauh
panggang dari api yg akhirnya kekecewaan panjang lihat contoh SBY, Foke dan
lihat saja nanti bagaimana dengan akhir kredibilitas JOKOWI yg sebenarnya...

Wahai Aktifis Dakwah sudah saatnya kita tunjukan keindahan Islam yang
sebenarnya dan bagaimana bahagianya Hidup dalam naungan Al Qur'an dan
As Sunah dan pencitraan itu sepenuhnya milik kita secara lahir dan batin
tanpa ada kepura2an...

Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita dalam mewujudkan Pencitraan
Tokoh Aktifis Dakwah dan Tarbiyah yg diterima oleh segenap bangsa dan
negara ini.

Wallahu'alam Bishowab

9/26/2012 09:34:00 AM | 0 komentar | Read More

22 Tanda Iman Sedang Lemah (bagian dua)

Sambungan dari : 22 Tanda Iman Sedang Lemah ....

12. Ketika Anda merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama muslim
mengalami kesusahan. Anda merasa sedih jika ada orang yang lebih unggul
dari Anda dalam beberapa hal. Ingatlah! Kata Rasulullah saw, "Tidak ada iri
yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah
berikan harga, iamenghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang yang
Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya
kepada orang lain." (Bukhari, hadits nomor 71 dan Muslim, hadits nomor
1352) Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., "Orang Islam yang
manakah yang paling baik?" Rasulullah saw. menjawab, "Orang yang muslimin
lain selamat dari lisan dan tangannya." (Bukhari, hadits nomor 9 dan
Muslim,hadits nomor 57)

13. Ketika Anda menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau melihat
dari sisi makruh apa tidak. Akibatnya, Anda akan enteng melakukan hal-hal
yang syubhat dan dimakruhkan agama.

Hati-hatilah!
Sebab, Rasulullah saw pernah bersabda, "Barangsiapa yang berada dalam syubhat,
berarti dia berada dalam yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan
ternaknya disekitar tanaman yang dilindungi yang dapat begitu mudah untuk merumput di
dalamnya." (Muslim, hadits nomor 1599) Iman Anda pasti dalam keadaan
lemah, jika Anda mengatakan, "Gak apa. Inikan cuma dosa kecil. Gak seperti
dia yang melakukan dosa besar. Istighfar tiga kali juga hapus tuh dosa!" Jika
sudah seperti ini, suatu ketika Anda pasti tidak akan ragu untuk benar-benar
melakukan kemungkaran yang besar. Sebab, rem imannya sudah tidak pakem
lagi.

14. Ketika Anda mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan kebaikan-kebaikan kecil.
Ini pesan Rasulullah saw., "Jangan sekali-kali kamu mencela yang makruf sedikitpun, meski engkau menuangkan air diembermu ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air, dan meski engkau berbicara dengan saudarmu sedangkan wajahmu tampak berseri-seri kepadanya." (Silsilah Shahihah, nomor 1352)

Ingatlah, surga bisa Anda dapat dengan amal yang kelihatan sepele! Rasulullah
saw. bersabda, "Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan darij alan orang-
orang muslim, maka ditetapkan satu kebaikan baginya, danbarangsiapa yang
diterima satu kebaikan baginya, maka ia akan masuk surga." (Bukhari, hadits
nomor 593)

15. Ketika Anda tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak
mau melibatkan diri dalam urusan-urusan mereka. Bahkan, untuk berdoa bagi
keselamatan mereka pun tidak mau.

Padahal seharusnya seorang mukmin seperti hadits Rasulullah ini, "Sesungguhnya orang mukmin dari sebagian orang-orang yang memiliki iman adalah laksana kedudukan kepala dari bagian
badan. Orang mukmin itu akan menderita karena keadaan orang-orang yang mempunyai iman sebagaimana jasad yang ikut menderita karena keadaan di kepala."
(Silsilah Shahihah, nomor 1137)

16. Ketika Anda memutuskan tali persaudaraan dengan saudara Anda. "Tidak
selayaknya dua orang yang saling kasih mengasihi karean Allah Azza waJalla
atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yang
dilakukan salah seorang di antara keduanya," begitu sabdaRasulullah saw.
(Bukhari, hadits nomor 401)

17. Ketika Anda tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal demi
kepentingan Islam. Tidak mau menyebarkan dan menolong agama Allah ini.
Merasa cukup bahwa urusan dakwah itu adalah kewajiban para
ulama.Padahal, Allah swt. berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, jadilah
kalian penolong-penolong (agama) Allah." (Ash-Shaff:14)

18. Ketika Anda merasa resah dan takut tertimpa musibah; atau mendapat
problem yang berat. Lalu Anda tidak bisa bersikap sabar dan berhati tegar.
Anda kalut. Tubuh Anda gemetar. Wajah pucat. Ada rasa ingin lari dari
kenyataan. Ketahuilah, iman Anda sedang diuji Allah. "Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman,
sedang mereka belum diuji." (Al-Ankabut:2)

Seharusnya seorang mukmin itu pribadi yang ajaib. Jiwanya stabil."Alangkah
menakjubkannya kondisi orang yang beriman. Karena seluruh perkaranya
adalah baik. Dan hal itu hanya terjadi bagi orang yang beriman, yaitu jika ia
mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur dan itumenjadi kebaikan baginya;
dan jika ia tertimpa kesulitan dia pun bersabar, maka hal itu menjadi kebaikan
baginya." (Muslim)

19. Ketika Anda senang berbantah-bantahan dan berdebat. Padahal,
perbuatan itu bisa membuat hati Anda keras dan kaku. "Tidaklah segolongan
orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk yang mereka berada pada
petunjuk itu, kecuali jika mereka suka berbantah-bantahan."(Shahihul Jami',
nomor 5633)

20. Ketika Anda bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan urusan
dunia, dan merasa tenang dengan dunia. Orientasi Anda tidak lagi kepada
kampung akhirat, tapi pada tahta, harta, dan wanita. Ingatlah, "Dunia itu
penjara bagi orang yang beriman, dan dunia adalah surga bagi orang
kafir." (Muslim)

21. Ketika Anda senang mengucapkan dan menggunakan bahasa yang
digunakan orang-orang yang tidak mencirikan keimanan ada dalam hatinya.
Sehingga, tidak ada kutipan nash atau ucapan bermakna semisal itu dalam
ucapan Anda.

Bukankah Allah swt. telah berfirman, "Dan katakanlah kepada
hamba-hamba-Ku: 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih
baik(benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia'."(Al-I
sraa':53).

Seperti inilah seharusnya sikap seorang yang beriman."Dan apabila
mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling dari
padanya dan mereka berkata: 'Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-
amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-
orang jahil.'" (Al-Qashash:55) Nabi saw. bersabda, "Barangsiapa beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam." (Bukhari
dan Muslim)

22. Ketika Anda berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum, berpakaian,
bertempat tinggal, dan berkendaraan. Gandrung pada kemewahan yang tidak
perlu. Sementara, begitu banyak orang di sekeliling Anda sangat membutuhkan
sedikit harta untuk menyambung hidup.

Ingat, Allah swt. telah mengingatkan hal ini, "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (Al-A'raf:31).
Bahkan, Allah swt.menyebut orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan.

Karena itu Allah memerintahkan kita untuk, "Dan berikanlah kepada keluarga-
keluarga yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan(hartamu)
secara boros." (Al-Isra':26)

Rasulullah saw. bersabda, "Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba Allah
itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah." (Al-SilsilahAl-Shahihah, nomor
353).

Referensi : Muhamad Bugi Dakwatuna

9/26/2012 09:27:00 AM | 0 komentar | Read More

22 Tanda Iman Sedang Lemah

22 Tanda Iman Anda Sedang Lemah

Setidaknya ada 22 tanda yang dijabarkan dalam artikel ini.

Tanda-tanda tersebut adalah:

1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah! Sebab,
perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah
menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan
Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa
secara terang-terangan. Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata, "Setiap
umatku mendapatkan perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-
terangan.

Dan,sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseorang
melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi
hari padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, 'Hai fulan,
tadimalam aku telah berbuat begini dan begini,' padahal sebelum itu Rabb-
nyatelah menutupi, namun kemudian dia menyibak sendiri apa yang telah
ditutupi Allah dari dirinya." (Bukhari, 10/486)

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam
keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang di saat mencuri dalam keadaan
beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam
keadaan beriman." (Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor86)

2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku. Sampai-sampaimenyaksikan
orang mati terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan memperlunak hati
Anda. Bahkan, ketika ikut mengangkat si mayit dan
menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke
dalam ayat ini, "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu,
bahkan lebih keras lagi." (Al-Baqarah:74)

3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat.
Tidak menyimak dalam membaca Al-Qur'an. Melamun dalam doa. Semua
dilakukan sebagai rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan saja.Tidak
berkonsentrasi sama sekali. Beribadah tanpa ruh.

Ketahuilah! Rasulullah saw. berkata, "Tidak akan diterima doa dari hati yang
lalai dan main-main." (Tirmidzi, hadits nomor 3479)4. Ketika Anda terasas
malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Bahkan, meremehkannya. Tidak
memperhatikan shalat di awal waktu. Mengerjakan shalat ketika injury time,
waktu shalat sudah mau habis. Menunda-nunda pergi haji padahal kesehatan,
waktu, dan biaya ada. Menunda-nunda pergi shalat Jum'at dan lebih suka
barisan shalat yangpaling belakang. Waspadalah jika Anda berprinsip, datang
paling belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah, Rasulullah saw.

bersabda,"Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda mengikuti
shaff pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam
neraka."(Abu Daud, hadits nomor 679)

Allah swt menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orangmunafik.

"Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas."Jadi,
hati-hatilah jika Anda merasa malas melakukan ibadah-ibadah rawatib, tidak
antusias melakukan shalat malam, tidak bersegera ke masjid ketika mendengar
panggilan azan, enggan mengerjakan shalat dhuha dan shalat nafilah lainnya,
atau mengentar-entarkan utang puasa Ramadhan.

5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai berubah,
merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar Anda. Sukamemperkarak
an hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah, Rasulullah saw. berkata, "Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati."(As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554)

6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur'an. Tidak
bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan ayat-
ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat perintah. Biasa saja
saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka. Hati-hatilah, jika Anda
merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membacaAl-Qur'an.

Jangan sampai Anda membuka mushhaf, tapi di saat yang samamelalaikan
isinya. Ketahuilah, Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,
dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya),dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (Al-Anfal:2)

7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepada-Nya.
Sehingga Anda merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling berat. Jika
mengangkat tangan untuk berdoa, secepat itu pula Andamenangkupkan tangan
dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini telah menjadi karakter Anda.

Sebab, Allah telah mensifati orang-orang munafik dengan firman-Nya, "Dan,
mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali." (An-Nisa:142)

8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala
sendiri pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah. Ghirah Anda
padam. Anggota tubuh Anda tidak tergerak untuk melakukan nahyi munkar.
Bahkan, raut muka Anda pun tidak berubah sama sekali.

Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, "Apabila dosa dikerjakan di bumi, maka
orang yang menyaksikannya dan dia membencinya –dan kadang
beliaumengucapkan: mengingkarinya–, maka dia seperti orang yang tidak
menyaksikannya. Dan, siapa yang tidak menyaksikannya dan dia ridha
terhadap dosa itu dan dia pun ridha kepadanya, maka dia seperti orang
yang menyaksikannya." (Abu Daud, hadits nomor 4345).

Ingatlah, pesan Rasulullah saw. ini, "Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup,maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemahnya iman." (Bukhari,hadits nomor 903 dan
Muslim, hadits nomor 70)

9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi. Gila kedudukan, ngebet tampil
sebagai pemimpin tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab. Suka
menyuruh orang lain berdiri ketika dia datang, hanya untuk mengenyangkan
jiwa yang sakit karena begitu gandrung diagung-agungkan orang.

Narsis banget! Allah berfirman, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu
dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri." (Luqman:18)

Nabi saw pernah mendengar ada seseorang yang berlebihan dalam memuji
orang lain. Beliau pun lalu bersabda kepada si pemuji, "Sungguh engkau telah
membinasakan dia atau memenggal punggungnya." (Bukhari, haditsnomor
2469, dan Muslim hadits nomor 5321)

Hati-hatilah. Ingat pesan Rasulullah ini, "Sesungguhnya kamu sekalian akan
berhasrat mendapatkan kepemimpinan, dan hal itu akan menjadikan
penyesalan pada hari kiamat. Maka alangkah baiknya yang pertama dan
alangkah buruknya yang terakhir." (Bukhari, nomor 6729)

"Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang
kepemimpinan dan apa kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela,
keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab hari kiamat,
kecuali orang yang adil." (Shahihul Jami, 1420).

Untuk orang yang tidak tahu malu seperti ini, perlu diingatkan sabdaRasulullah saw. yang berbunyi, "Iman mempunyai tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang.
Yang paling utama adalah ucapan 'Laa ilaahaillallah', dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yangmengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan." (Bukhari, hadits nomor 8, dan Muslim, hadits
nomor 50)

"Maukah kalian kuberitahu siapa penghuni neraka?" tanya Rasulullah saw. Para sahabat menjawab, "Ya." Rasulullah saw. bersabda,
"Yaitu setiap orang yang kasar, angkuh, dan sombong." (Bukhari, hadits 4537,
dan Muslim, hadits nomor 5092)

10. Ketika Anda bakhil dan kikir. Ingatlah perkataan Rasulullah saw.ini, "Sifat
kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba selama-lamanya.
" (Shahihul Jami', 2678)

11. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak Anda perbuat. Ingat, Allahswt.
benci dengan perbuatan seperti itu. "Hai orang-orang yang beriman, mengapa
kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu perbuat." (Ash-Shaff:2-3)
Apakah Anda lupa dengan definisi iman? Iman itu adalah membenarkan dengan
hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Jadi, harus
konsisten.

Bersambung ke bagian dua....

9/26/2012 09:16:00 AM | 0 komentar | Read More

Liur Anjing dan Kabar Nabi

Inilah Sebabnya Mengapa Jika Terkena Liur Anjing Harus Dibasuh Dengan Tanah

Ternyata hal ini sudah diberitahukan pada kita sejak 1400 tahun yang lalu. Ilmuwan
membuktikan jika Virus anjing itu sangat lembut dan kecil. Sebagaimana diketahui, semakin kecil ukuran mikroba, ia akan semakin efektif untuk menempel dan melekat pada dinding sebuah wadah.

Air liur anjing mengandung virus berbentuk pita cair. Dalam hal ini tanah berperan sebagai penyerap mikroba berikut virus-virusnya yang menempel dengan lembut pada wadah. Perhatikan kata Rosulullah berikut :

Dari Abu Hurairah Rhadyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wassalam bersabda, Sucinya wadah seseorang saat dijilat anjing adalah
dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan menggunakan
tanah.

Dari Abu Hurairah Rhadyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wassalam bersabda, Apabila anjing menjilat wadah seseorang, maka
keriklah (bekasnya) lalu basuhlah wadah itu tujuh kali. (HR. Muslim)

Bahaya Liur Anjing

Air liur anjing dari jenis apapun berbahaya bagi manusia. Persatuan
Dokter Kesehatan Anak di Munich-Jerman, mengungkapkan bahwa air
liur anjing mengandung berbagai kuman penyebab penyakit. Bakteri
tersebut dapat masuk dan menyerang organ dalam manusia melalui
sistem terbuka.

Resiko tertular penyakit kian besar apabila terkena gigitan anjing.
Siapa yang menjadikan anjing –kecuali anjing penjaga ternak, atau
anjing pemburu, atau anjing penjaga tanaman- niscaya berkuranglah
satu qirath pahalanya setiap hari

Bahaya anjing tidak hanya pada liurnya saja

Menurut peneliti dari Universitas Munich, menyatakan bahwa memelihara
anjing meningkatkan resiko kanker payudara. Peluang dan resiko
mengidap kanker oleh karena memelihara anjing jauh lebih besar
dibanding memelihara piaraan lain seperti kucing dan kelinci.

Sebanyak 79,7 % penderita kanker payudara ternyata sering bercanda
dengan anjing, diantaranya dengan memeluk, mencium, menggendong,
memandika, dan semua aktivitas perawatan anjing. Hanya 4,4 % pasien
yang tidak memiliki hewan peliharaan.

Mengapa Harus Dibersihkan Dengan Tanah

Tanah, menurut ilmu kedokteran modern diketahui mengandung dua
materi yang dapat membunuh kuman-kuman, yakni: tetracycline dan
tetarolite. Dua unsur ini digunakan untuk proses pembasmian
(sterilisasi) beberapa kuman.

Eksperimen dan beberapa hipotesa menjelaskan bahwa tanah merupakan
unsur yang efektif dalam membunuh kuman. Anda juga bakal terkejut
ketika mengetahui tanah kuburan orang yang meninggal karena sakit
aneh dan keras, yang anda kira terdapat banyak kuman karena
penyakitnya itu, ternyata para peneliti tidak menemukan bekas apapun
dari kuman penyakit tersebut di dalam kandungan tanahnya.
Menurut Muhammad Kamil Abd Al Shamad, tanah mengandung unsur
yang cukup kuat menghilangkan bibit-bibit penyakit dan kuman-kuman.

Hal ini berdasarkan bahwa molekul-molekul yang terkandung di dalam
tanah menyatu dengan kuman-kuman tersebut, sehingga mempermudah
dalam proses sterilisasi kuman secara keseluruhan. Ini sebagaimana
tanah juga mengandung materi-materi yang dapat mensterilkan bibit-
bibit kuman tersebut.

Para dokter mengemukakan, kekuatan tanah dalam menghentikan reaksi
air liur anjing dan virus-virus di dalamnya lebih besar karena perbedaan
dalam daya tekan pada wilayah antara cairan (air liur anjing) dan tanah.

Dr. Al Isma’lawi Al-Muhajir mengatakan anjing dapat menularkan virus
tocks characins, virus ini dapat mengakibatkan kaburnya penglihatan
dan kebutaan pada manusia.

Fakta Tentang Anjing Yang Tak Banyak Diketahui

dr. Ian Royt menemukan 180 sel telur ulat dalam satu gram bulunya,
seperempat lainnya membawa 71 sel telur yang mengandung jentik-
jentik kuman yang tumbuh berkembang, tiga di antaranya dapat matang
yang cukup dengan menempelkannya pada kulit. Sel-sel telur ulat ini
sangat lengket dengan panjang mencapai 1 mm. Data statistik di
Amerika menunjukan bahwa terdapat 10 ribu orang yang terkena virus
ulat tersebut, kebanyakan adalah anak-anak.

Secara ilmiah, anjing dapat menularkan berbagai macam penyakit yang
membahayakan karena ada ulat-ulat yang tumbuh berkembang biak
dalam ususnya. Para dokter menguatkan bahaya ulat ini dan racun air
liur yang disebabkan oleh anjing. Biasanya penyakit ini berpindah pada
manusia atau hewan melalui air liur pembawa virus yang masuk pada
bekas jilatannya atau pada luka yang terkena air liurnya.

Ketika ulat-ulat ini sampai pada tubuh manusia, maka ia akan
bersemayam di bagian organ tubuh manusia yaitu paru-paru. Ulat yang
bersemayam di paru-paru, yang bertempat di hati dan beberapa organ
tubuh bagian dalam lainnya, mengakibatkan terbentuknya kantong yang
penuh dengan cairan. Dari luar, kantong ini diliputi oleh dua lapisan
dengan ukuran kantong sebesar bentuk kepala embrio. Penyakit tersebut
berkembang dengan lambat. Ulat Echinococcosis dapat tumbuh
berkembang di dalam kantong itu selama bertahun-tahun.

SUBHANALLAH….lebih dari 1400 tahun yang lalu Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wassalam telah menyarankan untuk tidak bersentuhan dengan anjing
dan air liurnya, dan telah memerintahkan untuk membasuhnya (jika
terkena) dengan tujuh kali siraman yang salah satunya menggunakan
tanah.

Penelitian Ir. Soekarno

Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki menjelaskan bahwa kajian ilmuan
membuktikan bahawa, air liur anjing mengandung mikrobakteria
sehingga jika objek yang terkena air liur anjing dicuci dengan sabun,
maka tidak menjamin bersih dari mikrobakteria tersebut.

Untuk mematikan kuman tersebut, harus dengan cara ditaburi tanah atau
debu yang dicampur dengan air. Cara ini terbukti berkesan berdasarkan
kajian dan uni kaji makmal yang di masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wassalam tidak ada.

Suatu ketika, bekas Presiden Repulik Indonesia, Soekarno, pernah
mengatakan bahwa pada zaman sekarang kita tidak perlu lagi
menyamak, atau membasuh tujuh kali yang diantaranya dicampur
dengan debu apabila terkena najis kelas berat.

Cukup menggunakan sabun. Pendapatnya ditentang oleh para ulama
Indonesia pada waktu itu. Para ulama tersebut meminta Presiden untuk
melakukan eksperimen membuktikan mana yang lebih relevan;
penggunaan sabun atau dengan debu. Maka dilakukanlah eksperimen
dengan sampel dua benda yang telah dijilat oleh anjing. Satu di antara
dicuci menggunakan sabun, dan yang satu lagi dibersihkan dengan debu.

Hasil dari pengamatan mikroskop didapati bahwa, benda yang dibasuh
dengan menggunakan sabun masih terlihat kuman dari hasil jilatan
anjing. Sebaliknya, benda yang dibersihkan dengan debu sangat bersih
dan terbebas dari kuman.

Dicopas dari berbagai sumber

SUDAH JELAS ISLAM MEMANG AGAMA YANG PALING SEMPURNA DI
DUNIA !!

(♥ Subhanallah & Semoga Bermanfaat ♥)

Sumber : zilzaal dot blogspot dot com

9/26/2012 09:10:00 AM | 0 komentar | Read More

Variasi Kentut, Kamu Yang Mana ?

Written By Unknown on Tuesday, September 25, 2012 | 9/25/2012 06:47:00 PM

Variasi Orang Kentut, Kamu yang Mana?

Orang jujur
Orang yang mau mengaku kalau sudah kentut

Orang tak jujur
Orang yang kentut malah nyalahin orang lain

Orang bodoh
Orang yang menahan kentut berjam-jam lamanya

Orang berwawasan
Orang yang tahu kapan waktunya harus kentut

Orang misterius
Orang yang kentut tapi orang lain tidak ada yang tahu

Orang percaya diri
Orang yang yakin kalau kentutnya bau

Orang sadis
Kalo kentut sambil dibekap dengan tangan
kemudian dibekapkan ke hidung orang lain

Orang Pemalu
Orang yang kentutnya ngga ketahuan tapi malu sendiri

Orang Stratejik
Orang yang kentut sambil ketawa sekencang-kencangnya
untuk nutupin suara kentutunya

Orang hemat
Kalo sudah kentut dia tarik nafas untuk mengganti kentutnya yang keluar

Orang pintar
Orang yang bisa mengetahui kentut orang lain

Orang sakti
Kalo kentut menggunakan tenaga dalam

Orang pelit
Kalo kentut dikeluarin sedikit-sedikit sampai bunyinya tit…tit…tit…

Orang sombong
Orang yang suka nyiumin kentutnya sendiri

Orang ramah
Orang yang suka nyiumin kentut orang lain

Orang tengil
Orang yang kentut sambil ngupil

Orang keras kepala
Orang yang langsung membalas setelah di kentuti orang di sebelah.

Orang Amit2
Orang yang sehabis kentut lalu memasang muka imut

Kentut berdasarkan frekuensi :

Kentut minimal 3 kali sehari
= Orang sehat

Kentut minimal 5 kali sehari
= Normal

Kentut minimal 8 kali sehari
= Salah makan

Kentut minimal 15 kali sehari
= Abnormal

Kentut berfrekuensi 15.000 HZ
= Bomber

Kentut bertubi-tubi
= Machine gunner

Kentut tak bersuara
= Stealth killer, misterius

Kentut disini yang kena disana
= Sniper

Pengen kentut dipaksa-paksa tapi yang keluar ampasnya
= *****

Orang kurang kerjaan = YANG BACA

Orang gila = Kerjanya meneliti kentut

=ViCK=

Sumber: FP FB Koran Pesbuk


9/25/2012 06:47:00 PM | 0 komentar | Read More

Panduan Sujud Sahwi

Panduan Sujud Sahwi (1), Hukum dan Sebab Adanya Sujud Sahwi

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.

Saat ini kita akan membahas pembahasan menarik mengenai sujud sahwi, sujud karena lupa. Kami akan sajikan dengan sederhana supaya lebih memahamkan pembaca sekalian. Panduan sujud sahwi ini akan kami bagi menjadi beberapa seri tulisan. Semoga bermanfaat.

Definisi Sujud Sahwi

Sahwi secara bahasa bermakna lupa atau lalai.[1] Sujud sahwi secara istilah adalah sujud yang dilakukan di akhir shalat atau setelah shalat untuk menutupi cacat dalam shalat karena meninggalkan sesuatu yang diperintahkan atau mengerjakan sesuatu yang dilarang dengan tidak sengaja.[2]

Pensyariatan Sujud Sahwi

Para ulama madzhab sepakat mengenai disyariatkannya sujud sahwi. Di antara dalil yang menunjukkan pensyariatannya adalah hadits-hadits berikut ini. Hadits-hadits ini pun nantinya akan dijadikan landasan dalam pembahasan sujud sahwi selanjutnya.

Pertama: Hadits Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا نُودِىَ بِالأَذَانِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ الأَذَانَ فَإِذَا قُضِىَ الأَذَانُ أَقْبَلَ فَإِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدْبَرَ فَإِذَا قُضِىَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ يَخْطُرُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا. لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ إِنْ يَدْرِى كَمْ صَلَّى فَإِذَا لَمْ يَدْرِ أَحَدُكُمْ كَمْ صَلَّى فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ

“Apabila adzan dikumandangkan, maka setan berpaling sambil kentut hingga dia tidak mendengar adzan tersebut. Apabila adzan selesai dikumandangkan, maka ia pun kembali. Apabila dikumandangkan iqomah, setan pun berpaling lagi. Apabila iqamah selesai dikumandangkan, setan pun kembali, ia akan melintas di antara seseorang dan nafsunya. Dia berkata, “Ingatlah demikian, ingatlah demikian untuk sesuatu yang sebelumnya dia tidak mengingatnya, hingga laki-laki tersebut senantiasa tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat. Apabila salah seorang dari kalian tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat, hendaklah dia bersujud dua kali dalam keadaan duduk.” (HR. Bukhari no. 1231 dan Muslim no. 389)

Kedua: Hadits Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَلْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًا شَفَعْنَ لَهُ صَلاَتَهُ وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لأَرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيمًا لِلشَّيْطَانِ

“Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, dan tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat, tiga ataukah empat rakaat maka buanglah keraguan, dan ambilah yang yakin. Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata dia shalat lima rakaat, maka sujudnya telah menggenapkan shalatnya. Lalu jika ternyata shalatnya memang empat rakaat, maka sujudnya itu adalah sebagai penghinaan bagi setan.” (HR. Muslim no. 571)

Ketiga: Hadits Abu Hurairah, ia berkata,

صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلَاتَيْ الْعَشِيِّ إِمَّا الظُّهْرَ وَإِمَّا الْعَصْرَ فَسَلَّمَ فِي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ أَتَى جِذْعًا فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ فَاسْتَنَدَ إِلَيْهَا مُغْضَبًا وَفِي الْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرَ فَهَابَا أَنْ يَتَكَلَّمَا وَخَرَجَ سَرَعَانُ النَّاسِ قُصِرَتْ الصَّلَاةُ فَقَامَ ذُو الْيَدَيْنِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَقُصِرَتْ الصَّلَاةُ أَمْ نَسِيتَ فَنَظَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمِينًا وَشِمَالًا فَقَالَ مَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ قَالُوا صَدَقَ لَمْ تُصَلِّ إِلَّا رَكْعَتَيْنِ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ وَرَفَعَ

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami kami shalat pada salah satu dari dua shalat petang, mungkin shalat Zhuhur atau Ashar. Namun pada raka’at kedua, beliau sudah mengucapkan salam. Kemudian beliau pergi ke sebatang pohon kurma di arah kiblat masjid, lalu beliau bersandar ke pohon tersebut dalam keadaan marah. Di antara jamaah terdapat Abu Bakar dan Umar, namun keduanya takut berbicara. Orang-orang yang suka cepat-cepat telah keluar sambil berujar, “Shalat telah diqoshor (dipendekkan).” Sekonyong-konyong Dzul Yadain berdiri seraya berkata, “Wahai Rasulullah, apakah shalat dipendekkan ataukah anda lupa?” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menengok ke kanan dan ke kiri, lalu bersabda, “Betulkan apa yang dikatakan oleh Dzul Yadain tadi?” Jawab mereka, “Betul, wahai Rasulullah. Engkau shalat hanya dua rakaat.” Lalu beliau shalat dua rakaat lagi, lalu memberi salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit.” (HR. Bukhari no. 1229 dan Muslim no. 573)

Keempat: Hadits ‘Imron bin Hushain.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَلَّى الْعَصْرَ فَسَلَّمَ فِى ثَلاَثِ رَكَعَاتٍ ثُمَّ دَخَلَ مَنْزِلَهُ فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ الْخِرْبَاقُ وَكَانَ فِى يَدَيْهِ طُولٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَذَكَرَ لَهُ صَنِيعَهُ. وَخَرَجَ غَضْبَانَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى النَّاسِ فَقَالَ « أَصَدَقَ هَذَا ». قَالُوا نَعَمْ. فَصَلَّى رَكْعَةً ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat ‘Ashar lalu beliau salam pada raka’at ketiga. Setelah itu beliau memasuki rumahnya. Lalu seorang laki-laki yang bernama al-Khirbaq (yang tangannya panjang) menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya, “Wahai Rasulullah!” Lalu ia menyebutkan sesuatu yang dikerjakan oleh beliau tadi. Akhirnya, beliau keluar dalam keadaan marah sambil menyeret rida’nya (pakaian bagian atas) hingga berhenti pada orang-orang seraya bertanya, “Apakah benar yang dikatakan orang ini?“ Mereka menjawab, “Ya benar”. Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah raka’at yang kurang tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi.” (HR. Muslim n o. 574)

Kelima: Hadits ‘Abdullah bin Buhainah.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِي صَلَاةِ الظُّهْرِ وَعَلَيْهِ جُلُوسٌ فَلَمَّا أَتَمَّ صَلَاتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ فَكَبَّرَ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ وَسَجَدَهُمَا النَّاسُ مَعَهُ مَكَانَ مَا نَسِيَ مِنْ الْجُلُوسِ

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat Zhuhur namun tidak melakukan duduk (tasyahud awal). Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali, dan beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk sebelum. Beliau lakukan seperti ini sebelum salam. Maka orang-orang mengikuti sujud bersama beliau sebagai ganti yang terlupa dari duduk (tasyahud awal).” (HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570)

Keenam: Hadits ‘Abdullah bin Mas’ud.

صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَمْسًا فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَزِيدَ فِى الصَّلاَةِ قَالَ « وَمَا ذَاكَ ». قَالُوا صَلَّيْتَ خَمْسًا. قَالَ « إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَذْكُرُ كَمَا تَذْكُرُونَ وَأَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ ». ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَىِ السَّهْوِ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat bersama kami lima raka’at. Kami pun mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah engkau menambah dalam shalat?” Lalu beliau pun mengatakan, “Memang ada apa tadi?” Para sahabat pun menjawab, “Engkau telah mengerjakan shalat lima raka’at.” Lantas beliau bersabda, “Sesungguhnya aku hanyalah manusia semisal kalian. Aku bisa memiliki ingatan yang baik sebagaimana kalian. Begitu pula aku bisa lupa sebagaimana kalian pun demikian.” Setelah itu beliau melakukan dua kali sujud sahwi.” (HR. Muslim no. 572)

Lalu apa hukum sujud sahwi?

Mengenai hukum sujud sahwi para ulama berselisih menjadi dua pendapat, ada yang mengatakan wajib dan ada pula yang mengatakan sunnah. Pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini dan lebih menentramkan hati adalah pendapat yang menyatakan wajib. Hal ini disebabkan dua alasan:

Dalam hadits yang menjelaskan sujud sahwi seringkali menggunakan kata perintah. Sedangkan kata perintah hukum asalnya adalah wajib.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus melakukan sujud sahwi –ketika ada sebabnya- dan tidak ada satu pun dalil yang menunjukkan bahwa beliau pernah meninggalkannya.
Pendapat yang menyatakan wajib semacam ini dipilih oleh ulama Hanafiyah, salah satu pendapat dari Malikiyah, pendapat yang jadi sandaran dalam madzhab Hambali, ulama Zhohiriyah dan dipilih pula oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.[3]

Sebab Adanya Sujud Sahwi

Pertama: Karena adanya kekurangan.

Rincian 1: Meninggalkan rukun shalat[4] seperti lupa ruku’ dan sujud.

Jika meninggalkan rukun shalat dalam keadaan lupa, kemudian ia mengingatnya sebelum memulai membaca Al Fatihah pada raka’at berikutnya, maka hendaklah ia mengulangi rukun yang ia tinggalkan tadi, dilanjutkan melakukan rukun yang setelahnya. Kemudian hendaklah ia melakukan sujud sahwi di akhir shalat.

Jika meninggalkan rukun shalat dalam keadaan lupa, kemudian ia mengingatnya setelah memulai membaca Al Fatihah pada raka’at berikutnya, maka raka’at sebelumnya yang terdapat kekurangan rukun tadi jadi batal. Ketika itu, ia membatalkan raka’at yang terdapat kekurangan rukunnya tadi dan ia kembali menyempurnakan shalatnya. Kemudian hendaklah ia melakukan sujud sahwi di akhir shalat.

Jika lupa melakukan melakukan satu raka’at atau lebih (misalnya baru melakukan dua raka’at shalat Zhuhur, namun sudah salam ketika itu), maka hendaklah ia tambah kekurangan raka’at ketika ia ingat. Kemudian hendaklah ia melakukan sujud sahwi sesudah salam.[5]

Rincian 2: Meninggalkan wajib shalat[6] seperti tasyahud awwal.

Jika meninggalkan wajib shalat, lalu mampu untuk kembali melakukannya dan ia belum beranjak dari tempatnya, maka hendaklah ia melakukan wajib shalat tersebut. Pada saat ini tidak ada kewajiban sujud sahwi.

Jika meninggalkan wajib shalat, lalu mengingatnya setelah beranjak dari tempatnya, namun belum sampai pada rukun selanjutnya, maka hendaklah ia kembali melakukan wajib shalat tadi. Pada saat ini juga tidak ada sujud sahwi.

Jika ia meninggalkan wajib shalat, ia mengingatnya setelah beranjak dari tempatnya dan setelah sampai pada rukun sesudahnya, maka ia tidak perlu kembali melakukan wajib shalat tadi, ia terus melanjutkan shalatnya. Pada saat ini, ia tutup kekurangan tadi dengan sujud sahwi.

Keadaan tentang wajib shalat ini diterangkan dalam hadits Al Mughirah bin Syu’bah. Ia mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ فَلَمْ يَسْتَتِمَّ قَائِمًا فَلْيَجْلِسْ فَإِذَا اسْتَتَمَّ قَائِمًا فَلاَ يَجْلِسْ وَيَسْجُدْ سَجْدَتَىِ السَّهْوِ

“Jika salah seorang dari kalian berdiri dari raka’at kedua (lupa tasyahud awwal) dan belum tegak berdirinya, maka hendaknya ia duduk. Tetapi jika telah tegak, maka janganlah ia duduk (kembali). Namun hendaklah ia sujud sahwi dengan dua kali sujud.” (HR. Ibnu Majah no. 1208 dan Ahmad 4/253)

Rincian 3: Meninggalkan sunnah shalat[7].

Dalam keadaan semacam ini tidak perlu sujud sahwi, karena perkara sunnah tidak mengapa ditinggalkan.

Kedua: Karena adanya penambahan.

Jika seseorang lupa sehingga menambah satu raka’at atau lebih, lalu ia mengingatnya di tengah-tengah tambahan raka’at tadi, hendaklah ia langsung duduk, lalu tasyahud akhir, kemudian salam. Kemudian setelah itu, ia melakukan sujud sahwi sesudah salam.
Jika ia ingat adanya tambahan raka’at setelah selesai salam (setelah shalat selesai), maka ia sujud ketika ia ingat, kemudian ia salam.
Pembahasan ini dijelaskan dalam hadits Ibnu Mas’ud,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - صَلَّى الظُّهْرَ خَمْسًا فَقِيلَ لَهُ أَزِيدَ فِى الصَّلاَةِ فَقَالَ « وَمَا ذَاكَ » . قَالَ صَلَّيْتَ خَمْسًا . فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ بَعْدَ مَا سَلَّمَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan shalat Zhuhur lima raka’at. Lalu ada menanyakan kepada beliau, “Apakah engkau menambah dalam shalat?” Beliau pun menjawab, “Memangnya apa yang terjadi?” Orang tadi berkata, “Engkau shalat lima raka’at.” Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sujud dua kali setelah ia salam tadi.” (HR. Bukhari no. 1226 dan Muslim no. 572)

Ketiga: Karena adanya keraguan.

Jika ia ragu-ragu –semisal ragu telah shalat tiga atau empat raka’at-, kemudian ia mengingat dan bisa menguatkan di antara keragu-raguan tadi, maka ia pilih yang ia anggap yakin. Kemudian ia nantinya akan melakukan sujud sahwi sesudah salam.
Jika ia ragu-ragu –semisal ragu telah shalat tiga atau empat raka’at-, dan saat itu ia tidak bisa menguatkan di antara keragu-raguan tadi, maka ia pilih yang ia yakin (yaitu yang paling sedikit). Kemudian ia nantinya akan melakukan sujud sahwi sebelum salam.
Mengenai permasalahan ini sudah dibahas pada hadits Abu Sa’id Al Khudri yang telah lewat. Juga terdapat dalam hadits ‘Abdurahman bin ‘Auf, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا سَهَا أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ وَاحِدَةً صَلَّى أَوْ ثِنْتَيْنِ فَلْيَبْنِ عَلَى وَاحِدَةٍ فَإِنْ لَمْ يَدْرِ ثِنْتَيْنِ صَلَّى أَوْ ثَلاَثًا فَلْيَبْنِ عَلَى ثِنْتَيْنِ فَإِنْ لَمْ يَدْرِ ثَلاَثًا صَلَّى أَوْ أَرْبَعًا فَلْيَبْنِ عَلَى ثَلاَثٍ وَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ

“Jika salah seorang dari kalian merasa ragu dalam shalatnya hingga tidak tahu satu rakaat atau dua rakaat yang telah ia kerjakan, maka hendaknya ia hitung satu rakaat. Jika tidak tahu dua atau tiga rakaat yang telah ia kerjakan, maka hendaklah ia hitung dua rakaat. Dan jika tidak tahu tiga atau empat rakaat yang telah ia kerjakan, maka hendaklah ia hitung tiga rakaat. Setelah itu sujud dua kali sebelum salam.” (HR. Tirmidzi no. 398 dan Ibnu Majah no. 1209. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1356)

Yang perlu diperhatikan: Seseorang tidak perlu memperhatikan keragu-raguan dalam ibadah pada tiga keadaan:

Jika hanya sekedar was-was yang tidak ada hakikatnya.
Jika seseorang melakukan suatu ibadah selalu dilingkupi keragu-raguan, maka pada saat ini keragu-raguannya tidak perlu ia perhatikan.
Jika keraguan-raguannya setelah selesai ibadah, maka tidak perlu diperhatikan selama itu bukan sesuatu yang yakin.
Demikian serial pertama mengenai sujud sahwi dari rumaysho.com. Adapun mengenai tatacara sujud sahwi, bacaan di dalamnya dan permasalahan-permasalahn seputar sujud sahwi, akan kami bahas pada kesempatan selanjutnya insya Allah. Semoga Allah mudahkan.

Sumber : rumaysho.com

Panggang-GK, 22 Jumadits Tsani 1431 H (04/06/2010)

Al Faqir Ilallah: Muhammad Abduh Tuasikal

[1] Lisanul ‘Arob, Muhammad bin Makrom binn Manzhur Al Afriqi Al Mishri, 14/406, Dar Shodir.

[2] Shahih Fiqh Sunnah, Syaikh Abu Malik, 1/459, Al Maktabah At Taufiqiyah.

[3] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/ 463.

[4] Yang dimaksud dengan rukun shalat adalah setiap perkataan atau perbuatan yang akan membentuk hakikat shalat. Jika salah satu rukun ini tidak ada, maka shalat pun tidak teranggap secara syar’i dan juga tidak bisa diganti dengan sujud sahwi.

Meninggalkan rukun shalat ada dua bentuk.

Pertama: Meninggalkannya dengan sengaja. Dalam kondisi seperti ini shalatnya batal dan tidak sah dengan kesepakatan para ulama.

Kedua: Meninggalkannya karena lupa atau tidak tahu. Di sini ada tiga rincian,

- Jika mampu untuk mendapati rukun tersebut lagi, maka wajib untuk melakukannya kembali. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama.

- Jika tidak mampu mendapatinya lagi, maka shalatnya batal menurut ulama-ulama Hanafiyah. Sedangkan jumhur ulama (mayoritas ulama) berpendapat bahwa raka’at yang ketinggalan rukun tadi menjadi hilang.

- Jika yang ditinggalkan adalah takbiratul ihram, maka shalatnya harus diulangi dari awal lagi karena ia tidak memasuki shalat dengan benar. (Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/313-314)

[5] Keadaan semacam ini sudah dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah tentang Dzul Yadain yang telah lewat.

[6] Yang dimaksud wajib shalat adalah perkataan atau perbuatan yang diwajibkan dalam shalat. Jika wajib shalat ini lupa dikerjakan, bisa ditutup dengan sujud sahwi. Namun jika wajib shalat ini ditinggalkan dengan sengaja, shalatnya batal jika memang diketahui wajibnya. (Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/328)

[7] Yang dimaksud sunnah shalat adalah perkataan atau perbuatan yang dianjurkan untuk dilakukan dalam shalat dan yang melakukannya akan mendapatkan pahala.

Jika sunnah shalat ini ditinggalkan tidak membatalkan shalat walaupun dengan sengaja ditinggalkan dan ketika itu pun tidak diharuskan sujud sahwi. (Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/336)

9/25/2012 06:36:00 PM | 0 komentar | Read More